TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel pada Minggu, 26 November 2023 menegaskan kembali tuntutan agar warga Palestina di Jalur Gaza pindah ke wilayah selatan, terutama selama jeda kemanusiaan empat hari yang sedang berlangsung saat ini.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengeluarkan “pesan berulang dan penting kepada penduduk Jalur Gaza selama periode penghentian sementara operasi militer”. Warga Gaza harus “pindah ke selatan Lembah Gaza,” yang terletak di tengah-tengah Jalur Gaza. Mereka tidak boleh mencoba pindah ke utara Jalur Gaza, karena ini adalah zona perang.
Adraee juga memperingatkan warga Palestina “dilarang memasuki laut” serta “mendekati perbatasan antara Gaza dan Israel dalam jarak satu kilometer.” Sebab Israel tidak akan mengizinkan pergerakan apa pun dari Jalur Gaza selatan menuju utara.
Perintah agar warga pindah ke selatan diserukan Israel sejak bulan lalu, meskipun terdapat peringatan bahwa migrasi massal seperti itu akan menyebabkan bencana kemanusiaan. Banyak warga di wilayah utara yang melakukan hal tersebut dengan harapan wilayah selatan akan lebih aman, hanya untuk kemudian menghadapi banyak serangan di Jalur Gaza selatan.
Pernyataan baru Israel ini muncul di tengah jeda kemanusiaan selama empat hari yang mulai berlaku pada Jumat, 24 November 2023, yang menghentikan sementara serangan Israel di Gaza. Dalam dua hari pertama masa jeda, Israel dan Hamas telah menukar 41 warga Israel dan WNA dengan 78 warga Palestina dari penjara-penjara Israel dalam dua gelombang pertukaran tahanan.
Berdasarkan perjanjian tersebut, para sandera dan tahanan akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari. Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, yang saat itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya.
Sejak itu, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan berdasarkan otoritas kesehatan di wilayah tersebut.
ANADOLU
Pilihan Editor Top 3 Dunia: Bocah Sandera Hamas 'Hidup Lagi', Satelit Mata-mata, Kekejaman Tentara Israel