TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengecam kekerasan oleh Israel di Jalur Gaza. Ia menyebut agresi Israel ke Gaza itu sebagai pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga Palestina. Pernyataan Sanchez pada Jumat, 24 November 2023 tersebut memicu kemarahan dari Israel.
Saat berada di persimpangan Rafah yang dikuasai Mesir bersama Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, Sanchez juga menyerukan gencatan senjata kemanusiaan selamanya di Gaza. Ia meminta perang dihentikan untuk membalikkan situasi bencana yang dialami masyarakat Jalur Gaza.
“Pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk ribuan anak laki-laki dan perempuan, benar-benar tidak bisa diterima,” katanya.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dalam sebuah pernyataan menuduh Sanchez dan De Croo melakukan klaim palsu. Pernyataan mereka dinilai mendorong tindakan terorisme.
Cohen mengatakan telah memanggil duta besar Spanyol dan Belgia untuk menjelaskan pernyataan mereka.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bereaksi keras. Ia mengatakan kedua pemimpin Eropa tersebut gagal menyoroti apa yang disebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh militan Hamas Palestina.
Pejuang Hamas menyerbu Israel dari Gaza pada 7 Oktober dalam serangan yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Israel telah membombardir Gaza dan mengirimkan pasukan dan tank sebagai pembalasan, menewaskan sekitar 14.000 warga Gaza, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina.
“Perdana Menteri Netanyahu mengutuk keras pernyataan yang dibuat oleh perdana menteri Belgia dan Spanyol karena tidak bertanggung jawab penuh atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Hamas, yang membantai warga kami dan menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia,” sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu dikatakan.
Kedua perdana menteri Eropa tersebut mengecam keras serangan Hamas pada 7 Oktober, namun mereka juga menjadi pemimpin Uni Eropa yang paling vokal mengenai perlunya gencatan senjata dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di Gaza.
Hamas membantah tuduhan bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup.
Tak lama setelah komentar Netanyahu, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa tuduhan pemerintah Israel adalah salah dan tidak dapat diterima. "Kami dengan tegas menolaknya," ujar Albares.
Pada Jumat malam, Albares mengatakan di televisi pemerintah bahwa dia telah memanggil duta besar Israel di Madrid untuk menjelaskan tuduhan pemerintah Israel.
REUTERS
Pilihan editor: Qatar: Hamas Bebaskan 13 Warga Israel, 10 Warga Thailand, dan Satu Warga Filipina