TEMPO.CO, Jakarta - Laporan New York Times mewartakan raksasa media sosial TikTok mendapat tekanan dari sejumlah selebriti pro-Israel dan influenser Yahudi agar mengambil tindakan tegas pada konten dan suara-suara yang menyerukan pro-Palestina. Sebelumnya pada awal pekan ini, sejumlah pejabat tinggi di TikTok menggelar rapat dengan puluhan selebriti pro-Israel, di antaranya Sacha Baron Cohen, Debra Messing dan Amy Schumer untuk membahas aya yang mereka sebut sebuah gelombang anti-Semitic yang ada di TikTok.
Rekaman yang diperoleh New York Times mengungkap kenyataan kalau pejabat di TikTok berada dalam tekanan besar agar mau bekerja sama atas tuntutan untuk menekan pengguna TikTok yang mempromosikan pidato soal pro-Palestina. Sejumlah selebriti bahkan menyamakan kritik pada Israel sama dengan membiarkan Nazisme.
“Apa yang sedang terjadi di TikTok menciptakan gerakan besar anti-Semitic sejak era Nazi. Sungguh memalukan,” kata Cohen.
Kepala Operasional TikTok adam Presser mengklaim kalau TikTok sebenarnya bisa jadi sarana memperbaiki anti-Semitic. Di antara tuntutan ke TikTok adalah memperketat larangan penggunaan kalimat ‘dari sungai ke laut’, di mana para pendukung Israel mengklaim ini sebagai anti-Semitic walaupun para pucuk pimpinan di Israel terkenal suka menggunakan istilah itu untuk memasukkan dominasi Israel atas setiap inch wilayah bersejarah Palestina.
Menurut Presser, kalimat yang dimaksud tersebut dapat ditafsirkan oleh 40 ribu moderator TikTok. Jika kalimat jelas tertulis ‘bunuh pemeluk Yahudi, basmi negara Israel’ maka itu konten itu benar-benar melanggar dan TikTok akan menghapusnya.
“Pendekatan kami dari 7 Oktober sampai hari ini, ketika orang-orang menggunakan frase (kalimat) yang tidak jelas, di mana seseorang hanya menggunakannya secara santai, maka itu dianggap masih bisa diterima,” kata Presser
Sebelumnya pada rapat pekan ini, TikTok mencoba melawan klaim yang menyebut media sosial tersebut sedang mempromosikan pro-Palestina dan konten anti-Israel. Sejumlah anggota parlemen di Washington telah memperbaharui seruan mereka untuk memblokir TikTok, yang pemiliknya adalah ByteDance, perusahaan asal Cina. Anggota parlemen itu memandang kalau Beijing mungkin ikut mempengaruhi konten lewat alogaritma di TikTok.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Film Tegar Diputar di Chicago International Children Film Festival
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini