TEMPO.CO, Jakarta -Dukungan publik Amerika Serikat terhadap perang Israel melawan kelompok militan Hamas di Gaza semakin terkikis, menurut jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos.
Sebagian besar warga AS berpendapat Israel harus menyerukan gencatan senjata dalam konflik yang telah menimbulkan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.
Ketika ditanya peran yang harus diambil AS dalam pertempuran, hanya sekitar 32 persen responden mengatakan “AS harus mendukung Israel”, dalam jajak pendapat dua hari yang ditutup pada Selasa, 14 November 2023.
Angka tersebut turun dari 41 persen dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada 12 – 13 Oktober lalu.
Sementara, jumlah responden yang mengatakan “AS harus menjadi mediator netral” naik menjadi 39 persen dibandingkan 27 persen pada bulan sebelumnya.
Empat persen responden dalam jajak pendapat tersebut mengatakan AS harus mendukung Palestina dan 15 persen mengatakan AS tidak boleh terlibat sama sekali, keduanya menunjukkan hasil yang sama dengan bulan lalu.
Washington telah menjadi sekutu tak tergoyahkan untuk Israel, mengalirkan miliaran dolar per tahun dalam bentuk bantuan militer dan dukungan di komunitas internasional, sering kali dengan risiko dikecam negara-negara lain.
Hilangnya dukungan publik AS bisa menjadi tanda yang mengkhawatirkan bagi Israel, yang tidak hanya menghadapi Hamas tetapi juga Hizbullah di front Lebanon.
Penurunan dukungan AS, yang terlihat di kalangan Partai Demokrat dan Republik dan terutama di kalangan responden yang lebih tua.
Ini terjadi setelah pengeboman Israel yang telah berlangsung selama satu bulan lebih, menewaskan sekitar 11.100 orang di Jalur Gaza. Sebanyak 40 persen di antaranya adalah anak-anak, menurut angka resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel berdalih pembombardiran dan pengepungan yang dilakukannya merupakan balasan dari serangan Hamas ke kota-kota Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya.
Selain serangan yang membunuh belasan ribu orang, blokade total Israel terhadap Gaza membuat warga Palestina mengalami krisis kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan bahan bakar.
Hal ini telah memicu kecaman internasional dalam beberapa pekan terakhir, dengan fokus pada runtuhnya infrastruktur medis di wilayah kantong pesisir yang padat penduduk tersebut.
Warga Palestina yang terjebak di dalam rumah sakit terbesar di Gaza terpaksa menggali kuburan massal pada Selasa untuk menguburkan pasien yang meninggal di bawah pengepungan Israel.
Sekitar 68 persen responden dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos mengatakan mereka setuju dengan pernyataan bahwa “Israel harus melakukan gencatan senjata dan mencoba bernegosiasi”.
Sementara, Israel telah menolak gencatan senjata dan sebagai gantinya menerapkan “jeda kemanusiaan” yang hanya menghentikan pertempuran selama beberapa jam.
Sekitar tiga perempat anggota Partai Demokrat dan separuh anggota Partai Republik dalam jajak pendapat tersebut mendukung gagasan gencatan senjata, membuat mereka berselisih dengan Presiden Partai Demokrat Joe Biden yang menolak seruan para pemimpin Arab, termasuk Palestina, untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata.
Pemerintahan Biden hanya mendesak Israel untuk melakukan segala kemungkinan untuk menghindari jatuhnya korban sipil, sesuatu yang menurutnya sedang dilakukan Israel.
Israel menolak gagasan gencatan senjata dengan alasan hal itu hanya akan menguntungkan Hamas, yang disebutnya akan menggunakan waktu tersebut untuk berkumpul kembali dan memperkuat posisinya.
Hanya 31 persen responden jajak pendapat mengatakan mereka mendukung pengiriman senjata ke Israel, sementara 43 persen menentang gagasan tersebut.
Sisanya mengatakan mereka tidak yakin. Dukungan untuk pengiriman senjata ke Israel paling kuat di kalangan Partai Republik, sementara sekitar setengah dari Partai Demokrat menentangnya.
Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan dukungan publik AS terhadap perang di Ukraina. Sebanyak 41 persen responden mengatakan mereka mendukung pengiriman senjata ke Ukraina yang sedang melawan invasi Rusia sejak Februari 2022, dibandingkan dengan 32 persen yang menentang dan sisanya tidak yakin.
Terkait Ukraina, dukungan untuk pengiriman senjata lebih kuat di kalangan Partai Demokrat.
Meskipun sebagian besar anggota Kongres dari Partai Demokrat yang moderat telah lama mendukung bantuan militer ke Israel, beberapa tokoh progresif di partai Biden mulai mempertanyakan apakah harus ada pengawasan yang lebih ketat serta persyaratan yang melekat pada bantuan tersebut.
Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa pendanaan untuk bantuan militer Ukraina semakin menipis karena DPR yang dikuasai Partai Republik dan Senat yang mayoritas anggotanya Partai Demokrat masih berselisih mengenai permintaan pemerintahan Biden untuk menambah bantuan miliaran dolar ke Kyiv.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara daring dan nasional, mengumpulkan tanggapan dari 1.006 orang dewasa AS. Ia mempunyai interval kredibilitas, margin presisi, sekitar empat poin persentase.
Pilihan Editor: Erdogan Sebut Israel Negara Teroris, Serukan Penyelidikan Pembantaian di Gaza
REUTERS