TEMPO.CO, Jakarta - Thailand pada Selasa, 14 November 2023, membatalkan rencana patroli gabungan dengan polisi Cina di tempat-tempat wisata populer setelah mendapat reaksi keras dari masyarakat.
Para pejabat pariwisata pada Minggu melontarkan gagasan agar polisi Cina dan polisi Thailand berpatroli di daerah-daerah yang banyak dikunjungi untuk membangun kepercayaan di kalangan wisatawan, termasuk warga negara Cina.
Namun rencana tersebut memicu kegaduhan di dunia maya, menuai kritik bahwa hal tersebut membahayakan kedaulatan nasional, dan mendapat teguran dari kepala polisi negara tersebut.
“Ada banyak cara alternatif untuk membangun kepercayaan wisatawan di Thailand…tapi kami tidak akan melakukan patroli bersama,” kata Menteri Pariwisata Sudawan Wangsuphakijkosol kepada wartawan pada Selasa.
“Kepolisian Thailand sudah memadai dan bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan,” kata Sudawan.
Pihak berwenang Thailand segera memperketat keamanan setelah terjadi penembakan bulan lalu di sebuah mal mewah di Bangkok yang menewaskan dua orang, termasuk satu warga negara Cina, sehingga menambah kekhawatiran akan keamanan.
Memulihkan kepercayaan diri sangat penting bagi industri pariwisata Thailand, terutama di kalangan wisatawan Cina.
Mereka berjumlah 11 juta dari total 39,9 juta kunjungan wisatawan asing ke Thailand pada tahun 2019, namun kembalinya mereka setelah pandemi Covid-19 berjalan lamban, sehingga mendorong pemerintah pada bulan September untuk menghapuskan persyaratan visa bagi warga negara Cina.
Sepanjang tahun ini, Thailand telah menerima 23,2 juta wisatawan asing.
REUTERS
Pilihan Editor: 40 Pekerja India Masih Terjebak dalam Terowongan yang Runtuh