TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 200 keluarga telah dipulangkan ke Irak dari kamp Al-Hol di Suriah, yang menampung sekitar 50.000 orang termasuk anggota keluarga tersangka ekstremis, kata seorang pejabat Irak pada Minggu.
Diperkirakan 10.000 orang asing dari sekitar 60 negara, termasuk keluarga tersangka militan ISIS, ditahan di kamp kumuh dan penuh sesak di timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi dan juga menampung para pengungsi.
Pejabat senior keamanan Irak, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan “192 keluarga, atau 776 orang” telah kembali ke Irak dalam upaya repatriasi terbaru.
Pada Sabtu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa bus yang membawa keluarga Irak telah meninggalkan Al-Hol, yang dioperasikan oleh otoritas semi-otonom Kurdi Suriah.
Setibanya di Irak, pihak berwenang biasanya menahan para pengungsi yang kembali dari Al-Hol selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan di tempat yang oleh para pejabat digambarkan sebagai fasilitas “rehabilitasi psikologis” di Al-Jadaa, selatan Mosul, di mana mereka juga menjalani pemeriksaan keamanan.
Kantor berita resmi Irak INA, mengutip penasihat keamanan nasional Qassem Al-Araji, mengatakan pada awal November bahwa lebih dari 1.500 keluarga Irak telah dipindahkan ke Al-Jadaa.
Araji mengatakan, dari jumlah itu, sekitar 900 keluarga telah dibebaskan dan diperbolehkan pulang.
Pemulangan anggota keluarga yang diduga anggota ISIS telah menimbulkan kontroversi di Irak, di mana kelompok ekstremis tersebut telah merebut sebagian besar wilayah sebelum dikalahkan pada akhir 2017.
Proses repatriasi menghadapi perlawanan dari penduduk setempat yang tidak menginginkan keluarga ISIS ikut dalam proses repatriasi tersebut.
Meski begitu, Bagdad secara rutin memulangkan warganya dari Al-Hol, sebuah kebijakan yang dipuji oleh PBB dan juga Amerika Serikat.
Meskipun mengalami kekalahan teritorial, militan ISIS terus melakukan serangan terhadap warga sipil dan pasukan keamanan di Irak dan Suriah.
Pilihan Editor: Amerika Serikat Serang Fasilitas di Suriah, Balas Agresi Iran dan Sekutunya
ARAB NEWS