Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Israel dan Amerika Serikat Berselisih Soal Penghancuran Rumah di Palestina, Ada Apa?

Reporter

image-gnews
Polisi Israel berjaga saat penghancuran rumah warga Palestina di Tepi Barat, 3 November 2021. REUTERS/Mussa Qawasma
Polisi Israel berjaga saat penghancuran rumah warga Palestina di Tepi Barat, 3 November 2021. REUTERS/Mussa Qawasma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan Kedutaan Besar Israel di Washington D.C, secara terbuka berselisih mengenai penghancuran rumah warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Jumat.

Perselisihan terbuka yang jarang terjadi itu diawali oleh kemarahan Misi Diplomatik AS untuk Palestina melalui akun sosial media mereka di X, dulu dikenal sebagai Twitter.

“Pemerintah Israel menghancurkan rumah keluarga Palestina sebagai balasan atas tindakan seorang anak berusia 13 tahun. Seluruh keluarga tidak boleh kehilangan rumah mereka akibat tindakan individual,” tulis akun @USPalAffairs.

Unggahan tersebut dibalas oleh akun Kedutaan Israel untuk Amerika Serikat. “Konteks sangat membantu: Anak 13 tahun itu adalah teroris yang membunuh seorang warga Israel dengan menikamnya hingga tewas,” tulis akun @IsraelinUSA.

Namun, netizen berbondong-bondong mengoreksi akun Kedutaan Besar Israel dengan melansir berita yang ditulis media AS, PBS pada Agustus lalu.

Menurut PBS, Mohammed Zalabani, 13 tahun, mencoba menikam seorang petugas polisi Israel sebelum terjatuh pada 13 Februari. Insiden ini terjadi dua pekan setelah polisi Israel menembak dan membunuh teman Mohammed karena mengacungkan senjata palsu

Seorang penjaga pribadi yang melindungi petugas tersebut menembak ke arah Mohammed, tetapi secara tidak sengaja mengenai dan membunuh rekannya sendiri.

Mohammed masih berada dalam tahanan remaja, menunggu persidangan atas tuduhan pembunuhan.

Israel sering menghancurkan rumah-rumah milik keluarga warga Palestina yang dituduh melakukan serangan dan kelompok hak asasi manusia mengecam tindakan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah bentuk hukuman kolektif.

Pengawas hak asasi manusia – seperti kelompok bantuan hukum HaMoked, yang mengajukan petisi atas keluarga Zalabani – menggambarkan penghancuran tersebut sebagai hukuman kolektif, yang mengakibatkan orang tua, saudara kandung, dan pasangan yang tidak terlibat menjadi tuna wisma.

Keluarga Zalabani, sebuah keluarga beranggotakan tujuh orang, untuk sementara waktu menyewa sebuah apartemen bawah tanah yang sempit.

“Penghancuran rumah dengan sengaja merugikan orang yang tidak bersalah dengan harapan dapat mencegah orang lain melakukan serangan,” kata Jessica Montell, direktur HaMoked. “Inilah yang membuat mereka terang-terangan ilegal dan tidak bermoral.”

Praktik ini didasarkan pada peraturan yang diberlakukan oleh Mandat Inggris pada 1945, yang memberi wewenang kepada komandan untuk menghancurkan rumah-rumah pemberontak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Israel memanfaatkannya setelah merebut Yerusalem timur, Tepi Barat dan Gaza dalam perang Timur Tengah pada 1967.

Selama pemberontakan Palestina pertama dan kedua, Israel menghancurkan ratusan rumah milik militan. Beberapa pejabat keamanan memuji pembongkaran tersebut – di antara taktik keras lainnya – yang mampu meredam serangan.

Yaakov Amidror, mantan penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menggambarkan kasus-kasus di mana para ayah Palestina menyerahkan anak laki-laki mereka untuk mencegah mereka melakukan serangan yang dapat mengakibatkan penghancuran rumah mereka oleh Israel.

“Ini bukanlah solusi jitu untuk menghentikan terorisme,” katanya. "Itu membantu."

Namun pada 2005, tentara Israel sendiri merekomendasikan penghentian penghancuran tersebut setelah panel militer memutuskan bahwa kebijakan tersebut tidak mempunyai dampak selain mengobarkan permusuhan.

Udi Shani, pensiunan jenderal yang memimpin panel militer, mengatakan mereka tidak menemukan satu pun kasus pencegahan.

“Itu menyebabkan balas dendam,” katanya. “Itu hanyalah cara kami terlihat agresif di mata publik.”

Setelah hampir satu dekade di mana tentara hampir tidak pernah meledakkan rumah, tindakan hukuman tersebut dilanjutkan pada 2014 ketika terjadi serentetan serangan di Yerusalem. Kebangkitan kebijakan ini memicu perdebatan baru mengenai efektivitas, legitimasi dan legalitas kebijakan tersebut.

“Saya menganggap pembongkaran rumah sebagai tindakan yang tidak bermoral,” Menachem Mazuz, mantan jaksa agung dan pensiunan hakim Mahkamah Agung, baru-baru ini mengatakan kepada harian Israel Haaretz. “Sejarah tidak akan menilai kita dengan baik.”

Israel juga telah membunuh lebih dari 180 warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel dan Israel membalas dengan perang tanpa pandang bulu di Jalur Gaza.

Pilihan Editor: Israel Bombardir RS Al Shifa Gaza, Dokter Lintas Batas Kehilangan Kontak dengan Tim Medis

THE ARAB NEWS | PBS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

2 jam lalu

Hakim di Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.


Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

4 jam lalu

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) berpose saat berkunjung ke Tembok Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. Mohammed bin Salman berkunjung ke Tembok Cina menjelang melakukan pertemuan penting dengan Presiden Xi Jinping. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.


Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

5 jam lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.


Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

6 jam lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.


Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

6 jam lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.


UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

8 jam lalu

Pengungsi Palestina yang berlindung di sebuah sekolah meninggalkan Rafah setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Kota Gaza selatan, di Jalur Gaza selatan 13 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem
UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.


Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

12 jam lalu

Ilustrasi wanita cerdas. shutterstock.com
Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.


Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

21 jam lalu

Pria Palestina memeriksa lokasi di mana serangan udara Israel menewaskan enam pria, dekat Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel, 7 Januari 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.


Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

22 jam lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan kondisi pusat kesehatan UNRWA yang rusak akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. Pusat kesehatan milik PBB untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) menjadi sasaran serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah utara Gaza. UNRWA/Handout via REUTERS
Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.


Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Sebuah truk bantuan masuk dari Mesir dalam perjalanan ke Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di penyeberangan Kerem Shalom, di Israel, 22 Desember 2023. Dewan Keamanan PBB menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan untuk Gaza. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.