TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Israel mengatakan pada Senin 6 November 2023 telah menangkap aktivis terkemuka Palestina Ahed Tamimi dalam penggerebekan di rumahnya di wilayah pendudukan Tepi Barat.
“Ahed Tamimi ditangkap karena dicurigai menghasut kekerasan dan kegiatan teroris di Kota Nabi Salih” dekat kota Ramallah, kata seorang juru bicara militer. “Tamimi dipindahkan ke pasukan keamanan Israel untuk diinterogasi lebih lanjut.”
Ketika ditanya alasan penangkapannya, sumber keamanan Israel meneruskan postingan Instagram, yang telah beredar luas di media sosial dan dikaitkan dengan aktivis muda tersebut.
Menurut postingan tersebut, yang ditulis dalam bahasa Arab dan Ibrani, dia menyerukan pembantaian warga Israel dengan istilah kekerasan yang jelas, mengacu pada Hitler.
Ibu Ahed, Nariman al-Tamimi, membantah putrinya menulis postingan tersebut. “Ada lusinan halaman (online) atas nama Ahed dengan fotonya, dan dia tidak ada hubungannya dengan itu,” kata Tamimi.
Dia menambahkan, suaminya, Bassem al-Tamimi, ditangkap pada 20 Oktober dan sejak itu tidak ada kabar keberadaannya.
AFP belum bisa segera memverifikasi apakah akun Instagram yang diblokir pada Senin pagi tersebut benar-benar milik Tamimi.
Perempuan Palestina berusia 22 tahun itu menjadi terkenal saat berusia 14 tahun, ketika dia difilmkan menggigit seorang tentara Israel untuk mencegahnya menangkap adik laki-lakinya yang lengannya digips.
Dia telah menjadi ikon perjuangan Palestina dan potret besar dirinya telah dilukis di tembok pemisah Israel dengan Tepi Barat di Betlehem dekat Yerusalem.
Sejak perang Israel di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, terjadi peningkatan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Meski tidak berada di bawah kendali Hamas, Israel telah menggerebek puluhan rumah di wilayah pendudukan Tepi Barat, menangkap dan membunuh beberapa warga sipil.
Tentara Israel mengklaim bahwa mereka yang ditangkap diduga memiliki hubungan dengan Hamas atau menghasut kekerasan.
Serangan harian pemukim meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 7 Oktober, menurut angka PBB.
Meningkatnya ketegangan dan kekerasan telah merenggut nyawa lebih dari 150 warga Palestina di Tepi Barat sejak saat itu, sebagian besar dibunuh oleh tentara Israel atau oleh pemukim menurut kementerian kesehatan Palestina.
Pilihan Editor: Mengenal Ahed Tamimi, Remaja Palestina Penampar Tentara Israel
AL ARABIYA