TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 7.000 pekerja Gaza lintas batas di Israel dan wilayah pendudukan Tepi Barat dikirim kembali ke Gaza pada Jumat 3 November 2023, kata para saksi mata.
Beberapa pekerja Gaza kembali melalui penyeberangan Kerem Shalom di sebelah timur perbatasan Rafah antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir, kata para saksi mata.
Para pekerja mengatakan mereka diperlakukans ecara buruk selama dalam sandera Israel.
Israel sebelumnya mengatakan akan memulangkan warga Gaza yang bekerja di dalam negeri ke wilayah Palestina yang terkepung. Ini hampir empat minggu setelah Israel mulai menyerang sasaran Hamas di sana sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang mematikan.
“Israel memutuskan semua kontak dengan Gaza. Tidak akan ada lagi pekerja Palestina dari Gaza,” kabinet keamanan Israel mengumumkan dalam sebuah pernyataan Kamis malam.
“Para pekerja dari Gaza yang berada di Israel pada hari pecahnya perang akan dikembalikan ke Gaza,” tambahnya, tanpa merinci berapa banyak orang yang akan dipulangkan.
Sebelum konflik Israel-Hamas dimulai, Israel telah mengeluarkan izin kerja kepada sekitar 18.500 warga Gaza, menurut COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina.
COGAT tidak segera membalas permintaan informasi mengenai jumlah warga Gaza yang bekerja di Israel pada saat serangan 7 Oktober terjadi, ketika militan Hamas menyerbu melintasi perbatasan dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, menurut para pejabat Israel.
Setelah serangan gencar tersebut, Israel membalas dengan keras wilayah yang dikuasai Hamas dengan kampanye pengeboman tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 9.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Pilihan Editor: Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 9.000 Orang, Pejabat Biden Khawatir AS Disalahkan
REUTERS | ARAB NEWS