TEMPO.CO, Jakarta -Sebanyak tiga warga negara Thailand dipastikan telah disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas dalam serangannya terhadap Israel di awal bulan ini, kata Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada Senin, 30 Oktober 2023. Dengan demikian total warga negara Thailand yang disandera 22 orang.
Thavisin berbicara kepada wartawan di Bandara Udon Thani sebelum menaiki pesawat menuju Laos, media Thailand melaporkan. Srettha menyampaikan jumlah tambahan itu dari konfirmasi Kementerian Luar Negeri Thailand pada Ahad malam, 29 Oktober 2023.
“Tujuan terpenting kami adalah membebaskan para sandera dan memulangkan mereka sesegera mungkin,” katanya.
Pergerakan di sekitar Israel kini menjadi lebih sulit karena pasukan militer telah memulai operasi darat di Jalur Gaza, katanya, dan menjemput pekerja Thailand dari daerah dekat zona perang juga semakin berisiko.
Dengan situasi yang semakin genting, Srettha pun meminta para pekerja Thailand yang masih berada di wilayah pendudukan tersebut untuk segera menghubungi pihak berwenang Thailand dan mendaftar untuk dievakuasi.
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga telah meningkatkan upaya untuk merundingkan pembebasan para sandera. Di antaranya adalah negosiasi yang sedang berlangsung, dipimpin oleh pemimpin cabang Muslim Syiah Thailand di Malaysia dan melibatkan panglima tertinggi angkatan bersenjata Thailand.
“Sekarang semua negara membantu kita dan memiliki niat baik terhadap kita. Kita harus menggunakan saluran yang tepat untuk menghindari kebingungan dalam negosiasi,” sambungnya.
Ketika ditanya apakah para pekerja Thailand menjadi sasaran Hamas, Srettha menepis dugaan tersebut. “Kami bukan sasaran kelompok mana pun. Kami lebih seperti korban perang. Kami lebih terkena dampaknya karena ada lebih banyak pekerja asal Thailand di Israel dibandingkan dari negara lain,” katanya.
Ia mengatakan akan berbicara dengan Menteri Luar Negeri Parnpree Bahiddha-Nukara untuk mendapatkan informasi terkini. “Mungkin lebih banyak orang harus pergi untuk bernegosiasi,” imbuhnya.
Soal warga Thailand yang mungkin terdampar di dekat Jalur Gaza, Srettha mengungkap beberapa masih terdaftar sebagai orang hilang. “Kami sedang mengkaji situasi. Namun dengan serangan darat, komunikasi tidak ada, membuat keadaan menjadi lebih sulit,” katanya.
THE NATION | BANGKOK POST