TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Ebrahim Raisi memastikan pihaknya akan mengabaikan gertakan Amerika Serikat yang meminta agar jangan mengintervensi konflik Israel – Hamas. Raisi sebaliknya mengecam negara-negara Barat yang dianggapnya enggan membantu dan mengakhiri permusuhan (Israel – Palestina).
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada Sabtu 28 oktober 2023, Raisi mengatakan Washington telah meminta iran agar jangan bertindak (atas konflik Israel – Hamas), namun saat yang sama Amerika Serikat secara luas memberikan dukungan pada Israel sehingga permintaan Negeri Abang Sam itu dianggap tidak sah oleh Raisi. Dalam wawancara itu, Raisi juga mengklaim kalau Negeri Bintang Daud telah memperluas operasinya di Gaza, namun gagal. Kekalahan ini digambarkan Raisi sebagai kemenangan kedua bagi warga Palestina menyusul penggerebekan masjid al Aqsa.
Amerika Serikat disebut telah mengirimkan pesan ke ‘Axis of Resistance’, yakni sebuah aliansi informal anti-Barat dan anti-pasukan Israel di Timur Tengah dan menerima sebuah jawaban praktis serta terbuka di lapangan. Raisi menuduh Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, yang tidak disebut namanya, telah menghalang-halangi gencatan senjata di Gaza dan kebijakan – kebijakan seperti itu adalah sebuah kejahatan. Dia juga menyebut perhitungan Amerika Serikat soal Kawasan Timur Tengah benar-benar keliru dan Amerika Serikat tidak akan mencapai tujuan-tujuan barunya di Timur Tengah karena Tehran akan mendukung Palestina dan ini hal yang tidak bisa dikompromikan.
Setelah Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji akan memberikan dukungan pada Israel tanpa syarat dan saat yang sama memperingatkan Iran agar ‘hati-hati’. Sejumlah media di Amerika Serikat mewartakan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah membagikan sebuah memo kepada para diplomatnya yang meminta mereka menghindari seruan ‘de-escalation’ atau gencatan senjata di Gaza.
Secara terbuka, Biden mengatakan pembicaraan soal gencatan senjata tidak akan dimulai hingga Hamas membebaskan lebih dari 200 sandera. Sedangkan pada Senin, 23 Oktober 2023, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyerukan agar dilakukan jeda kemanusiaan dalam konflik Israel – Palestina. Borrell pun yakin pernah ada konsensus di kalangan anggota Uni Eropa perihal ini.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Presiden Iran dan Pangeran MbS Bahas Konflik Palestina vs Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini