TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia menyatakan akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan tidak akan menyerah pada tekanan kekuatan asing mengenai masalah ini, kata Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi pada Jumat, 27 Oktober 2023.
“Kita tidak perlu khawatir karena kita memiliki prinsip dalam hal ini, dan kita tahu bahwa selama 75 tahun Palestina telah ditindas, dan neokolonialisme dilancarkan oleh kekuatan-kekuatan besar dalam mengingkari hak-hak Palestina,” katanya, seperti dikutip Bernama.
Pernyataan wakil PM tersebut datang keAnwtika konflik masih berlangsung di wilayah Palestina yang diduduki antara Israel dan kelompok Hamas, dalam serentetan kekerasan baru yang pecah pada 7 Oktober lalu.
Saat itu, Hamas menyerbu Israel dan menewaskan setidaknya 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 lainnya. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan tak henti-henti di Jalur Gaza yang hingga sekarang telah menewaskan sekitar 7.000 orang.
Ahmad Zahid mengatakan, sebagai bangsa yang berdaulat sikap Malaysia harus dihormati, dan Malaysia tidak perlu khawatir akan potensi tekanan dari kekuatan asing karena bersikap vokal dan konsisten dalam mengadvokasi hak-hak rakyat Palestina.
“Tentu saja, kita ingin menghindari risiko dan pembatasan ekonomi. Tetapi bila itu terjadi, kita akan mengatasinya dengan cara kita sendiri,” ujarnya setelah bertemu dengan diaspora Malaysia di Kantor Komisi Tinggi Malaysia di Inggris.
Ia menambahkan bahwa Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang terang-terangan menyuarakan isu ini jelas mewakili rakyat Malaysia, yang berasal dari latar belakang etnis dan agama yang beragam serta mengutamakan nilai kesatuan.
Perdana menteri mengatakan pada Rabu, 25 Oktober 2023 bahwa anggota parlemen Uni Eropa (UE) telah mengusulkan tindakan keras terhadap Malaysia karena dukungannya terhadap Palestina, media pemerintah Malaysia, Bernama melaporkan.
“Ada anggota parlemen Eropa yang mengusulkan (tindakan) ini terhadap Malaysia,” kata Anwar, seraya mengisyaratkan bahwa keselamatan pribadinya mungkin terancam.
Komentarnya muncul setelah ia mengatakan pada demonstrasi pro-Palestina pada Selasa malam, 24 Oktober 2023 bahwa ia “menerima banyak ancaman dari negara-negara Barat atas kritiknya terhadap pemerintah Israel setelah dimulainya perang di Gaza”.
“Itu bukan masalah, jangan sampai kita tergoyahkan. Ada pekerjaan yang harus kita selesaikan. Insyaallah kami akan melanjutkan pekerjaan kami,” katanya kepada wartawan, Rabu di Cyberjaya, provinsi Selangor.
THE STAR
Pilihan Editor: Ketika Gempa Vulkanik Membuat Warga Sebuah Kota Wisata di Italia Tidur Tak Tenang