Operasi Penyesatan
Informasi yang bocor tersebut mengatakan penundaan Israel dalam invasi daratnya adalah informasi yang salah yang bertujuan untuk mendapatkan unsur kejutan dalam serangan multifaset yang akan mencakup pendaratan pasukan komando Israel di Gaza utara dan sepanjang pantai.
Rincian operasional serangan tersebut telah disepakati, menurut sumber tersebut. Pada hari Rabu, Wall Street Journal melaporkan bahwa Israel telah setuju untuk menunda invasi darat yang diperkirakan akan memberikan AS lebih banyak waktu untuk menempatkan sistem pertahanan udara di wilayah tersebut.
Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel sedang mempersiapkan invasi darat tetapi tidak memberikan indikasi waktu atau rincian lainnya.
Media Israel juga mengutip kebocoran mengenai perpecahan dalam tiga anggota kabinet perang Israel yang terdiri dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Benny Gantz dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Sumber tersebut mengatakan, “walaupun bukan tanpa dasar” laporan tersebut “merupakan upaya penyesatan yang bertujuan untuk mengagetkan perlawanan” di Jalur Gaza.
Perang meletus pada 7 Oktober setelah Hamas memimpin serangan di Israel selatan. Menurut para pejabat Israel, sekitar 1.400 orang tewas di Israel selama serangan itu, sebagian besar diyakini adalah warga sipil. Setidaknya 220 orang lainnya ditawan di Gaza, termasuk tentara dan warga sipil.
Israel telah membalas dengan pemboman massal di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 6.546 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Palestina. Lebih dari 70 persen korban tewas adalah anak-anak, perempuan, dan warga lanjut usia.
Pilihan Editor: Biden Ragukan Jumlah Korban Tewas Serangan Israel di Gaza, Upaya Lindungi Israel?
MIDDLE EAST EYE