TEMPO.CO, Jakarta - Menlu Retno Marsudi mengatakan respons PBB sangat lamban terhadap situasi di Gaza, yang tengah diblokade Israel dan semakin kehabisan listrik dan air bersih tanpa adanya bahan bakar dalam bantuan kemanusiaan yang masuk.
“Situasi di Gaza dan respons lamban dari PBB mengingatkan kita akan pentingnya reformasi PBB secara menyeluruh, agar PBB tetap relevan dan memberikan manfaat nyata bagi permasalahan ini,” katanya dalam pidato video yang ditayangkan saat peringatan Hari PBB di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Oktober 2023.
Baca Juga:
Retno sedang berada di New York, Amerika Serikat setelah mendarat pada hari Senin untuk menghadiri beberapa pertemuan Dewan Keamanan hari ini mengenai situasi di Timur Tengah.
Sebelumnya, Retno pernah menyerukan reformasi sistem multilateral PBB di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-78 PBB pada Kamis, 21 September 2023, tepatnya di pertemuan tingkat menteri persiapan Summit of the Future 2024.
“Pertemuan Summit of the Future harus mampu memberikan hasil yang nyata dan konkret. Untuk itu, sangat penting dilakukan reformasi arsitektur multilateral yang ada saat ini,” ujarnya pada September lalu.
Dalam kesempatan yang sama saat itu, ia juga mengatakan Dewan Keamanan PBB harus menjadi transparan, demokratis, dan efektif.
Dewan yang beranggotakan 15 negara itu pekan lalu menggagalkan resolusi yang menyerukan jeda kemanusiaan untuk mengizinkan masuknya bantuan ke Jalur Gaza, ketika 12 negara memberikan suara setuju, namun AS menggunakan hak veto yang dimilikinya sebagai salah satu anggota permanen terhadap resolusi tersebut.
Menlu Retno Marsudi akan menyerukan gencatan senjata, pembukaan akses kemanusiaan, dan pengakhiran pendudukan Israel di Palestina di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa ini, 24 Oktober 2023.
Agenda yang akan dihadirinya adalah Debat Terbuka Tingkat Tinggi DK PBB mengenai Palestina; Debat Terbuka DK PBB tentang Perempuan, Perdamaian dan Keamanan; serta Sesi Khusus Darurat Majelis Umum PBB tentang Tindakan Ilegal Israel di Yerusalem Timur yang Diduduki dan Wilayah Pendudukan Palestina Lainnya.
“Saya akan berbicara di depan DK PBB, menyerukan segera dihentikan kekerasan, ciptakan gencatan senjata, buka akses kemanusiaan, dan jangan lupa selesaikan akar permasalahan, yaitu akhiri pendudukan Israel atas tanah Palestina,” katanya.
NABIILA AZZAHRA ABDULLAH
Pilihan Editor Wang Yi ke AS, Bahas Krisis Gaza dan Ukraina hingga Laut Cina Selatan