TEMPO.CO, Jakarta - Aparat Cina menahan seorang pegawai lokal dari perusahaan Jepang pada Maret tahun ini, menurut harian The Mainichi, yang menyajikan laporan terbaru tentang serentetan penggerebekan terhadap perusahaan asing dan penahanan pegawai mereka di Cina.
Pria Cina berusia 50-an itu dicurigai membocorkan informasi terkait logam langka, kata sumber yang mengetahui hubungan bilateral pada Minggu. Seorang pegawai Cina lain juga ditahan.
Kedua orang Tiongkok tersebut ditahan pada Maret, kata sumber tersebut. Tuduhan terhadap mereka belum diungkapkan.
Pemerintah Cina telah meningkatkan kontrol ekspor terhadap bahan-bahan yang penting untuk teknologi mutakhir.
Laporan itu, mengutip sumber dan diterbitkan pada Minggu petang, tidak mengidentifikasi perusahaan atau staf yang dimaksud, hanya menyebut bahwa staf itu adalah warga Cina yang mengawasi logam langka di perusahaan.
Kementerian Luar Negeri Cina belum merespon permintaan komentar terhadap kasus ini.
Penahanan dilakukan pada Maret, pada masa yang sama saat dilakukannya penggerebekan terhadap kantor perusahaan konsultan Amerika Serikat Mintz di Beijing di mana beberapa staf lokal perusahaan tersebut juga ditahan.
Insiden itu, begitu juga penggerebekan terhadap perusahaan konsultan manajemen AS Bain & Co, penahanan eksekutif dari perusahaan Jepang Astellas Pharma dan larangan bepergian bagi bankir senior Nomura, telah menimbulkan kekhawatiran di komunitas bisnis asing Cina.
Perusahaan dagang Jepang mengkhususkan diri dalam menangani logam langka di Tiongkok, sedangkan perusahaan milik negara terlibat dalam seluruh proses mulai dari penambangan hingga penjualan. Mereka memiliki hubungan dagang, kata sumber tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara, termasuk Cina dan Amerika Serikat, telah mengembangkan strategi untuk memastikan pasokan logam langka yang stabil yang digunakan dalam produksi semikonduktor dan kendaraan listrik demi keamanan ekonomi.
Pilihan Editor: Jepang Mengadu ke WTO, Tak Terima Cina Larang Impor Produk Perikanan
MAINICHI