TEMPO.CO, Jakarta - Usaha Jim Jordan dari Partai Republik untuk menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat atau DPR AS gagal. Anggota Partai Republik mencabut dukungan pemungutan suara ketiga di DPR.
Partai Republik telah menolak opsi yang memungkinkan DPR menangani masalah-masalah mendesak seperti yang diminta Joe Biden soal paket bantuan militer Amerika Serikat yang permintaannya akan berakhir pada 17 November 2023.
Siapa Jim Jordan?
Dikutip dari Britannica, Jim Jordan lahir pada 17 Februari 1964. Ia anggota DPR AS dari Partai Republik. Dia dibesarkan di Ohio. Ia mendapat gelar sarjana ekonomi dari University of Wisconsin pada 1986. Adapun master di bidang pendidikan dari Ohio State University pada 2001.
Pada 2000, dia terpilih sebagai anggota senat Ohio, kemudian terpilih kembali pada 2004. Pada 2005, dia menang dalam pemilihan untuk distrik kongres keempat Ohio. Dikutip dari situs web jordan.house.gov, dia berfokus mengupayakan kenaikan pajak.
Jordan dikenal sebagai pendukung Donald Trump, begitu juga sebaliknya. Jordan membela Trump selama persidangan pemakzulan Trump pada September 2019. Kedua kali pada 6 Januari 2021.
Saat itu Trump dituduh Demokrat melakukan pelanggaran konstitusi dengan meminta campur tangan asing dalam politik dalam negeri. Pemakzulan kedua, Trump dituduh menghasut pemberontakan terkait kerusuhan di US Capitol pada 6 Januari 2021.
Trump mendukung Jim Jordan untuk menjadi Ketua DPR Amerika Serikat, pada Jumat, 6 Oktober 2023. Jordan akan menggantikan Kevin McCarthy yang digulingkan dalam pemungutan suara. Namun, Jordan gagal. Sebelumnya, ia pernah mencalonkan diri menjadi ketua DPR pada 2013, 2015, dan 2019.
ANANDA BINTANG | NABIILA AZZAHRA | FITRA MOERAT RAMADHAN | IDA ROSDALINA
Pilihan Editor: Jim Jordan Gagal Jadi Ketua DPR AS, Paket Bantuan Militer buat Israel Tertunda