TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Eropa sedang menghadapi peningkatan “terorisme Islam” dan semua negara terancam. Hal itu dikatakannya saat berkunjung ke Albania merujuk pada pembunuhan terhadap seorang guru di Prancis dan dua penggemar sepak bola Swedia di Belgia.
Macron berbicara sehari setelah seorang penyerang berusia 45 tahun, yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota ISIS dan mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video yang diposting online, membunuh dua warga Swedia di Brussels, Senin, 16 Oktober 2023.
Di Paris, jaksa anti-terorisme Prancis mengatakan pada hari Selasa bahwa seorang pria berusia 20 tahun yang menikam guru sekolah tersebut hingga tewas dan melukai tiga orang lainnya di kota Arras di wilayah utara pada 13 Oktober 2023 telah berjanji setia kepada ISIS.
"Kami melihatnya lagi kemarin di Brussels. Semua negara Eropa rentan, dan memang ada kebangkitan terorisme Islam," kata Macron setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Albania Edi Rama di Tirana.
“Di sini, kami menegaskan kembali solidaritas kami dengan teman-teman Belgia kami,” kata Macron.
Dia menambahkan bahwa dalam beberapa hari atau minggu mendatang dia mungkin akan mengunjungi Israel, yang sedang berperang dengan kelompok Hamas sejak militan menyerbu pagar perbatasan Gaza dan menewaskan 1.300 orang, sebagian besar warga sipil, dalam serangan di komunitas Israel di dekatnya.
“Keinginan saya,” kata Macron, “adalah untuk dapat melakukan perjalanan ke sana ketika kita dapat memperoleh kesepakatan konkrit mengenai non-eskalasi atau isu-isu kemanusiaan dan lebih luas lagi dalam segala hal."
“Keamanan Israel, perjuangan melawan semua kelompok teroris, serta proses perdamaian dan solusi politik, semuanya saling berhubungan,” katanya. “Ini adalah agenda yang perlu kita temukan kembali.”
REUTERS
Pilihan Editor Inggris Tahan Mantan Dubes untuk Uzbekistan karena Dukung Palestina dan Hamas