TEMPO.CO, Jakarta - Militer Filipina menegur Cina untuk menghentikan tindakan berbahaya di Laut Cina Selatan. Sebelumnya sebuah kapal Angkatan Laut Cina membuntuti dan berusaha menyetop kapal AL Filipina yang sedang melakukan misi pasokan akhir pekan lalu.
Sebuah kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLAN) mendekat sejauh 320 meter ketika mencoba menyeberang di depan kapal Filipina di dekat pulau Thitu, pos terdepan Manila yang terbesar dan paling strategis di Laut Cina Selatan, menurut panglima angkatan bersenjata Romeo Brawner.
“Manuver berbahaya dan ofensif yang dilakukan oleh PLAN Tiongkok ini tidak hanya berisiko menimbulkan tabrakan tetapi juga secara langsung membahayakan nyawa personel maritim dari kedua belah pihak,” kata Brawner dalam sebuah pernyataan pada Ahad.
Tindakan ini merupakan upaya terbaru dari Cina untuk memantau dan memblokir misi pasokan Filipina untuk personel di wilayah yang diduduki Manila di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina di Laut Cina Selatan.
Cina mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, jalur lewatnya perdagangan senilai lebih dari US$3 triliun atau sekitar Rp47 kuadriliun setiap tahunnya.
Perwakilan Cina sebelumnya telah mengatakan bahwa pihaknya tengah menjalani proses negosiasi kode etik atau Code of Conduct (CoC) mengenai hal ini. “Cina dan seluruh negara tetangga Laut Cina Selatan masih dalam tahap diskusi, masih dalam tahap negosiasi Code of Conduct,” kata Duta Besar Cina untuk Indonesia, Lu Kang, di Kedutaan Besar Cina di Jakarta pada Rabu, 27 September 2023.
“Selalu ada perbedaan. Itu terjadi di sini, dan terjadi di mana pun. Namun, yang paling penting adalah Cina dan Filipina dapat bekerja sama untuk mengatasi perbedaan yang ada,” lanjutnya, saat ditanya Tempo soal respons Filipina terhadap klaim Cina atas Laut Cina Selatan.
Perihal proses negosiasi CoC ditekankan kembali oleh anggota delegasi China Public Diplomacy Association, Jin Canrong, saat konferensi pers tentang Inisiatif Sabuk dan Jalan di Jakarta pada Senin, 16 Oktober 2023. “Cina sekarang berada pada tahap serius untuk memiliki CoC,” katanya.
Hubungan antara Manila dan Beijing memburuk sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos menjalin hubungan lebih dekat dengan Washington, termasuk meningkatkan akses AS ke lebih banyak pangkalan militer Filipina.
REUTERS | NABIILA AZZAHRA A.
Pilihan Editor: Anwar Ibrahim Bantah Klaim Malaysia Menolak Mengirim Pasukan ke Palestina