Pasokan Senjata
Amerika Serikat telah memperingatkan Cina agar tidak memasok senjata kepada Putin ketika Rusia, yang memiliki ekonomi bernilai $2 triliun, memerangi pasukan Ukraina yang didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Alexander Gabuev, direktur Carnegie Russia Eurasia Center, mengatakan bahwa gambaran perang di Ukraina membuat kesepakatan publik besar tidak mungkin terjadi saat ini.
“Putin jelas merupakan tamu kehormatan,” kata Gabuev, seraya menambahkan bahwa kerja sama militer dan nuklir akan dibahas. “Pada saat yang sama, saya pikir Cina tidak tertarik untuk menandatangani kesepakatan tambahan apa pun, setidaknya di depan umum, karena apa pun yang dapat digambarkan sebagai memberikan arus kas tambahan ke peti perang Putin dan mesin perang Putin tidaklah bagus pada saat ini.”
Yang menambah kompleksitas kerja sama militer adalah ketidakpastian nasib Menteri Pertahanan Li Shangfu, yang sudah lebih dari enam minggu tidak terlihat di depan umum. Pimpinan raksasa energi Rusia Gazprom dan Rosneft, Alexei Miller dan Igor Sechin, akan bergabung dengan rombongan Putin selama kunjungannya, kata sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters.
Rusia ingin mendapatkan kesepakatan untuk menjual lebih banyak gas alam ke Cina dan berencana membangun jaringan pipa Power of Siberia-2, yang akan melintasi Mongolia dan memiliki kapasitas tahunan sebesar 50 miliar meter kubik (bcm).
Tidak jelas apakah kesepakatan gas – khususnya harga dan biaya pembangunannya – akan disepakati.
REUTERS
Pilihan Editor: Hasil Referendum: Warga Australia Menolak Akui Keberadaan Penduduk Asli