TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina menyerang kapal jenis corvette dan kapal patroli Rusia dalam serangan terpisah pekan ini yang melibatkan drone laut pembawa senjata eksperimental, kata sumber intelijen Ukraina pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Sumber tersebut tidak memberikan rincian kerusakan namun mengatakan kapal pembawa rudal "Buyan" diserang pada hari Jumat dan kapal "Pavel Derzhavin" diserang pada hari Rabu dalam operasi gabungan yang dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina dan pasukan angkatan laut.
“Setelah ledakan pertama, kapal penyapu ranjau Rusia tidak dapat mengetahui cara kami melakukannya,” kata sumber tersebut kepada Reuters. "Kapal induk rudal Buyan... hari ini dihantam di rute Sevastopol dengan senjata eksperimental 'Sea Babies' (drone angkatan laut)."
Ketegangan di dalam dan sekitar Laut Hitam meningkat sejak Rusia menarik diri pada bulan Juli dari perjanjian yang mengizinkan ekspor gandum yang aman dari pelabuhan Ukraina. Drone dan rudal Rusia telah berulang kali menyerang fasilitas pelabuhan Ukraina dan gudang biji-bijian di atau dekat Laut Hitam dan Sungai Danube sejak saat itu.
Kyiv telah melancarkan beberapa serangan rudal dan drone angkatan laut yang berhasil terhadap armada Laut Hitam Rusia di dan sekitar semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.
Para pejabat Ukraina mengatakan serangan-serangan tersebut dimaksudkan untuk menolak kendali Rusia atas Laut Hitam dan mendapatkan kembali kendali atas rute-rute pelayaran penting.
Dalam pernyataan terpisah, Pasukan Operasi Khusus Ukraina mengatakan pada Jumat pagi mereka meledakkan jalur kereta api di kota Melitopol di tenggara yang diduduki Rusia.
Akibat ledakan tersebut, jalur kereta api dan kereta yang mengantarkan amunisi dan bahan bakar untuk tentara Rusia rusak, kata pasukan khusus tersebut.
Ukraina memulai serangan balasan pada awal Juni untuk mencoba merebut kembali wilayah yang diambil oleh Rusia. Kyiv telah melaporkan beberapa kemajuan di front tenggara dalam upaya menuju Laut Azov.
REUTERS
Pilihan Editor 129 WNI di Bertahan di Israel dan Palestina, Ini Sebabnya