TEMPO.CO, Jakarta - Satu jam setelah Rabi Jonathan Leener menyerukan sumbangan kepada komunitas sinagoga kecilnya di Brooklyn, dia berhasil mengumpulkan US$5.000. Dia telah mendapatkan cukup persediaan untuk segera mengisi sebuah SUV.
Kontribusi tersebut mencakup segala sesuatu mulai dari kantong tidur hingga perlengkapan mandi untuk 300.000 tentara cadangan – beberapa di antaranya tinggal di Amerika Serikat – yang dipanggil oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
“Saya pikir masyarakat di sini merasa tidak berdaya karena berada jauh dari tempat mereka tinggal, jadi tanggapan masyarakat sangat dramatis,” kata Leener, seraya mencatat bahwa banyak anggota masyarakat yang memiliki keluarga dekat di Israel.
Pada hari-hari sejak Hamas serang Israel, respons tersebut telah diwujudkan dalam bentuk kontribusi jutaan dolar, banyak peralatan militer dan segudang pakaian, makanan, dan perlengkapan rumah tangga dari komunitas Yahudi di seluruh Amerika Serikat. Barang-barangnya berkisar dari batangan granola hingga sepatu bot dan rompi antipeluru.
Sumbangan tersebut menggarisbawahi keprihatinan dan hubungan yang dirasakan orang-orang Yahudi di Amerika Serikat terhadap Israel.
Meskipun ada laporan di media Israel bahwa tentara kekurangan peralatan penting, termasuk pelindung tubuh, IDF membantah bahwa ada kekurangan peralatan sistemik.
Curahan dukungan AS datang dari sinagoga-sinagoga terkecil hingga komunitas bisnis Yahudi terkaya – dan segala sesuatu di antaranya. Sekitar 5,8 juta orang Yahudi tinggal di Amerika Serikat, menurut Pew Research Center.
Investor miliarder Yuri Milner, Selasa, mengatakan bahwa yayasan filantropisnya akan menyumbangkan US$5 juta kepada Badan Yahudi untuk Israel, sebuah organisasi nirlaba, untuk memberikan bantuan darurat dan rehabilitasi jangka panjang.
Pengusaha Mike Bloomberg berjanji untuk mengumpulkan semua sumbangan ke Magen David Adom, sebuah organisasi bantuan bencana dan layanan medis darurat Israel. Bloomberg telah mengumpulkan sumbangan sebesar $7,5 juta pada Rabu, kata seorang juru bicara.
Meskipun maskapai penerbangan telah menangguhkan penerbangan ke Israel di tengah kekerasan tersebut, masyarakat mengandalkan jaringan informasi dari mulut ke mulut dan media sosial untuk terhubung dengan penyelenggara yang memuat beberapa penerbangan dari kota-kota besar dengan perbekalan dan menyewa pesawat pribadi untuk mengangkut cadangan dan sumbangan.
Elan Kornblum, kepala Great Kosher Restaurants Foodies yang berbasis di Brooklyn, telah mengubah halaman Facebook perusahaannya yang beranggotakan 91.000 orang – yang biasanya mendiskusikan restoran halal favorit – menjadi forum untuk mengoordinasikan upaya bantuan Israel.