TEMPO.CO, Jakarta - Enam pria yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, pada Agustus, telah dibunuh di penjara, kata badan penjara. Pembunuhan ini hampir seminggu sebelum pemilihan presiden putaran kedua.
Pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat di sebuah lembaga pemasyarakatan di Guayaquil, kota terbesar di negara Amerika Selatan, kantor jaksa agung mengumumkan sebelumnya.
Pemerintah Ekuador dengan cepat mengutuk pembunuhan tersebut.
Presiden yang akan segera habis masa jabatannya, Guillermo Lasso berjanji “tidak terlibat atau menutup-nutupi” dalam mengungkap penyebab pembunuhan tersebut, dalam sebuah postingan di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Di sini kebenaran akan diketahui,” katanya.
Badan penjara SNAI mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keenam pria tersebut semuanya adalah warga negara Kolombia. Namun tidak ada rincian lebih lanjut mengenai pembunuhan tersebut.
Pemerintah mengatakan pihak berwenang bertekad untuk mengidentifikasi orang-orang di balik pembunuhan Villavicencio.
Villavicencio, seorang jurnalis terkemuka, ditembak mati kurang dari dua minggu sebelum pemilihan umum putaran pertama ketika ia meninggalkan acara kampanye di ibu kota, Quito.
Polisi menangkap enam warga Kolombia pada hari pembunuhan Villavicencio. Tersangka ketujuh, juga warga Kolombia, ditembak mati oleh polisi, sementara tersangka lainnya kemudian ditangkap.
Pemungutan suara putaran kedua dijadwalkan pada 15 Oktober, yang merupakan puncak dari siklus pemilu yang dirusak oleh berbagai insiden kekerasan.
Pewaris bisnis Daniel Noboa, yang unggul tipis dalam beberapa jajak pendapat menjelang pemilu putaran kedua, mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa pemerintah harus memberikan rincian tentang apa yang terjadi di penjara tersebut dan bahwa perdamaian harus dipulihkan di negara tersebut.
Saingan utamanya untuk kursi kepresidenan adalah Luisa Gonzalez, anak didik mantan presiden sayap kiri Rafael Correa. Dia mengatakan bahwa peningkatan kejahatan belum pernah terjadi sebelumnya dan para pemilih tidak boleh membiarkan “teror” menghentikan mereka dalam memilih perubahan.
Pilihan Editor: Ekuador Semakin Genting, Politikus Kedua Kembali Tewas Dibunuh
REUTERS