TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemimpin partai lokal telah terbunuh di Ekuador, politikus kedua yang dibunuh dalam waktu kurang dari sepekan terakhir. Pedro Briones ditembak mati oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor di rumahnya di provinsi Esmeraldas utara.
Pembunuhannya terjadi hanya lima hari setelah calon presiden Fernando Villavicencio ditembak mati di ibu kota, Quito.
Tingkat pembunuhan Ekuador telah melonjak karena geng-geng lokal menjalin aliansi dengan kartel kejahatan internasional. Pembunuhan para politisi telah mengguncang negara itu menjelang pemilihan presiden pada 20 Agustus.
Briones adalah pemimpin Partai Revolusi Warga sayap kiri di Esmeraldas. Rekan-rekan anggota partai menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarganya.
Kandidat presiden dari partai tersebut, Luisa González, mengatakan bahwa Ekuador sedang melalui "masa paling berdarah".
Mantan presiden Rafael Correa, yang mendirikan Partai Revolusi Rakyat, menulis: "Mereka membunuh rekan kami yang lain di Esmeraldas. Cukup sudah!"
Polisi belum secara resmi mengomentari pembunuhan itu, tetapi media lokal melaporkan bahwa kedua pria bersenjata itu melarikan diri dengan sepeda motor setelah menembak mati Briones di San Mateo, selatan kota Esmeraldas.
Belum jelas kemungkinan motifnya.
Provinsi Esmeraldas, di perbatasan dengan Kolombia, telah menjadi salah satu wilayah yang paling parah dilanda gelombang kekerasan yang menyebar ke seluruh negeri.
Perbatasannya yang keropos dengan Kolombia dan lokasinya di Pantai Pasifik, membuat provinsi ini menarik bagi penyelundup narkoba yang memperdagangkan kokain dari Kolombia melalui Ekuador ke Amerika Serikat dan Eropa.
Namun kekerasan belum bisa ditahan oleh Esmeraldas. Bulan lalu, wali kota kota pelabuhan Manta di Provinsi Manabí ditembak mati saat sedang memeriksa proyek pekerjaan umum. Agustín Intriago, 38 tahun, dibunuh ketika baru saja terpilih kembali untuk masa jabatan yang dimulai pada Mei.
Korban paling terkenal sejauh ini adalah Fernando Villavicencio, seorang kandidat presiden yang juga mantan jurnalis vokal. Ia mengungkap skandal korupsi dan mencela hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah.
Enam pria telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhannya, semuanya warga negara Kolombia. Agen FBI tiba di negara itu dari AS pada Minggu dan telah bergabung dengan polisi Ekuador untuk menyelidiki pembunuhan Fernando Villavicencio.
Kepolisian Nasional Ekuador mencatat 3.568 kematian akibat kekerasan dalam enam bulan pertama tahun ini, jauh lebih banyak dari 2.042 yang dilaporkan selama periode yang sama pada 2022. Tahun itu berakhir dengan 4.600 kematian karena kekerasan, tertinggi di negara itu dalam sejarah dan dua kali lipat totalnya dari 2021.
Pilihan Editor: FBI Bergabung untuk Selidiki Pembunuhan Capres Ekuador
REUTERS | TORONTO STAR