TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah startup di Seattle, Amerika Serikat meluncurkan kopi tanpa biji pertama di dunia pekan ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari kopi. Perkebunan kopi kadang berkaitan erat dengan isu deforestasi.
Untuk membuat kopi ini, Atomo Coffee menggunakan makanan super atau bernutrisi tinggi dan bahan-bahan daur ulang untuk meniru struktur molekul kopi. Inovasi ini telah menarik perhatian para investor, termasuk beberapa investor di balik produsen substitusi daging Beyond Meat, yang telah menggelontorkan $51,6 juta ke bisnis Atomo Coffee dengan harapan bahwa minuman ini akan melejit di kalangan konsumen.
Di tengah memanasnya iklim dunia, perkebunan kopi semakin pindah ke atas untuk mencari iklim yang lebih sejuk. Perkebunan kopi Arabika, mulai mencari lokasi yang lebih tinggi karena menghasilkan varietas lebih lembut yang disukai para barista. Perpindahan perkebunan ini melibatkan penghancuran hutan.
Deforestasi merupakan penyebab utama perubahan iklim kedua setelah pembakaran bahan bakar fosil. Penelitian menunjukkan bahwa pada 2050, sekitar separuh lahan yang saat ini digunakan untuk menanam kopi akan menjadi tidak produktif karena perubahan iklim.
“Kopi menyebabkan penggundulan hutan pada tingkat yang cukup mengkhawatirkan – hampir mencapai sepuluh Central Park (New York) setiap hari,” kata CEO dan salah satu pendiri Atomo Coffee, Andy Kleitsch, menjelang peluncuran kopi tanpa biji di New York Coffee Festival pada hari Jumat lalu, 29 September 2023.
Kleitsch menyebut proses perkebunan kopi sekarang bagai mesin yang tidak pernah berhenti, selalu mencari lebih banyak lahan, dan “itulah yang kami coba cegah.”
Atomo mengatakan kopi cold brew tanpa biji yang menjadi bukti konsep awal mereka menghasilkan emisi karbon 93 persen lebih sedikit dan menggunakan air 94 persen lebih sedikit dibandingkan kopi biasa. Majalah Time menobatkannya sebagai salah satu dari 200 penemuan terbaik tahun 2022.
Perusahaan tersebut memprediksi angka serupa untuk kopi panas baru tanpa biji mereka, yang juga dibuat menggunakan sebagian besar bahan-bahan daur ulang seperti biji kurma, yang sering kali dibuang dalam proses produksi komersial.
Di awal bisnisnya, Atomo sedang menargetkan kedai kopi dibandingkan toko dan jaringan supermarket. Kopi sangrainya akan dijual secara grosir dengan harga $20,99 per pon, dibandingkan $10-14 per pon yang dibayarkan oleh rata-rata kedai kopi di AS.
Meski mengalami pertumbuhan awal yang pesat, beberapa produsen produk alternatif sejenis Atomo baru-baru ini mengalami kesulitan karena konsumen yang terimbas inflasi cenderung mengurangi pembelian produk mereka yang sering kali lebih mahal.
Namun, Atomo mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan sebagian besar perusahaan kopi besar dunia tentang bagaimana mereka dapat memasok ke perusahaan-perusahaan tersebut.
“Mereka (perusahaan kopi besar) tahu bahwa mereka menghadapi masalah ketersediaan kopi dalam 20-30 tahun ke depan, dan mereka sedang berusaha untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Kleitsch.
REUTERS
Pilihan Editor: Nepal Lockdown Satu Kota Menyusul Perseteruan Umat Hindu-Muslim