TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Kanada, Selasa, 3 Oktober 2023, memilih Greg Fergus sebagai ketua barunya, menjadikan anggota parlemen dari Partai Liberal tersebut sebagai orang Kanada berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tersebut setelah ketua sebelumnya mengundurkan diri karena tanpa sadar mengundang seorang mantan tentara Nazi ke parlemen.
Anggota DPR dengan 338 kursi memilih Fergus dalam pemungutan suara rahasia. Fergus mengungguli para kandidat termasuk sesama anggota parlemen dari Partai Liberal Sean Casey, dari Partai Konservatif Chris d'Entremont dan pemimpin Partai Hijau Elizabeth May.
“Hari ini Anda adalah orang Kanada berkulit hitam pertama yang menjadi ketua,” kata Perdana Menteri Justin Trudeau. “Ini harus menjadi inspirasi bagi seluruh warga Kanada, terutama generasi muda yang ingin terlibat dalam politik.”
Ketua DPR dimaksudkan untuk menjadi penengah prosedur parlemen yang tidak memihak, berupaya menjaga ketertiban dan kesopanan selama perdebatan. Ketua memberikan suara hanya untuk memutuskan hubungan, dan memainkan peran seremonial sebagai perwakilan institusional parlemen.
Mantan ketua DPR Anthony Rota, anggota partai Liberal yang berkuasa, mengundurkan diri pekan lalu. Dia mengambil tanggung jawab penuh untuk mengundang Yaroslav Hunka, 98, seorang Ukraina kelahiran Polandia yang bertugas di salah satu unit Waffen SS Adolf Hitler selama Perang Dunia Kedua, ke DPR ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara pada 22 September.
Baca Juga:
Tanpa mengetahui latar belakang lengkap Hunka, Rota secara terbuka mengakui dia sebagai tentara veteran Ukraina dan pahlawan yang telah beremigrasi ke Kanada, sehingga mendorong Perdana Menteri Justin Trudeau untuk secara resmi meminta maaf atas kesalahannya minggu lalu.
Peran sebagai ketua parlemen disertai dengan kenaikan gaji hampir C$93.000 (sekitar Rp 1 miliar) per tahun, ditambah dengan gaji pokok C$194.600 (sekitar Rp 2,3 miliar) untuk seorang anggota parlemen, dan rumah pejabat di Gatineau Hills di Quebec.
REUTERS
Pilihan Editor: Gara-gara Permen Ganja, Lebih dari 60 Anak SD Jamaika Dirawat di Rumah Sakit