TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengatakan Iran harus mengambil langkah-langkah "de-eskalasi" pada program nuklirnya jika ingin memberikan ruang bagi diplomasi. Washington menyarankan Teheran untuk mulai bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
“Dalam beberapa minggu terakhir, kita telah melihat Iran mengambil langkah-langkah untuk melemahkan kemampuan Badan Energi Atom Internasional dalam melakukan tugasnya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matt Miller dalam jumpa pers pada Selasa, 26 September 2023.
Pernyataan Miller merupakan kritik kedua AS atas Iran dalam beberapa hari terakhir soal keputusannya untuk melarang beberapa inspektur IAEA yang ditugaskan di negara tersebut. Langkah Teheran dinilai menghambat pengawasan pengawas nuklir PBB terhadap aktivitas atomnya.
Amerika Serikat dan banyak sekutu Baratnya khawatir program nuklir Iran mungkin menjadi kedok pengembangan senjata nuklir. Iran membantah mempunyai ambisi seperti itu.
Miller mengatakan langkah-langkah yang dia bicarakan sebagai kemungkinan awal dari perundingan baru AS-Iran, baik langsung atau tidak langsung, berkaitan dengan program nuklir Iran. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
IAEA bertanggung jawab untuk memverifikasi kepatuhan Iran terhadap perjanjian nuklir Iran pada 2015 yang sudah tidak berlaku lagi. Teheran menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi AS, Uni Eropa, dan PBB.
Upaya untuk menghidupkan kembali perjanjian itu jatuh sekitar setahun yang lalu dan Washington sedang mencari cara baru untuk membuat Teheran menahan programnya. Presiden Donald Trump meninggalkan perjanjian itu pada 2018.
Pilihan Editor: Qatar Berunding Terpisah dengan AS dan Iran, Bahas Drone dan Program Nuklir
REUTERS