Tersangka Diidentifikasi
Bendungan-bendungan yang tergenang akibat hujan lebat pada 10 September telah retak sejak 1990-an, kata jaksa penuntut utama Libya, ketika warga menuduh pihak berwenang lalai.
Sebagian besar infrastruktur Libya rusak akibat kekacauan sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 menggulingkan dan membunuh diktator Moamer Kadhafi.
Pasukan Haftar merebut Derna pada 2018, yang saat itu merupakan basis kelompok Islam radikal, dan memiliki reputasi sebagai basis protes sejak masa Kadhafi.
Para demonstran berkumpul pada Senin di luar masjid agung Derna dan meneriakkan slogan-slogan menentang parlemen di Libya timur dan pemimpinnya Aguilah Saleh.
Dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Rabu malam, Jaksa Agung Libya Al-Seddik al-Sour berjanji akan mendapatkan hasil yang cepat dalam penyelidikan penyebab tragedi tersebut.
Dia menambahkan bahwa mereka yang dicurigai melakukan korupsi atau kelalaian “telah diidentifikasi”, tanpa menyebutkan nama mereka.
Sementara itu, orang-orang yang selamat di Derna menghadapi ancaman baru.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini memperingatkan bahwa wabah penyakit dapat membawa “krisis dahsyat kedua” ke daerah-daerah yang dilanda banjir.
“Pejabat lokal, lembaga bantuan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir akan risiko wabah penyakit, terutama akibat air yang terkontaminasi dan kurangnya sanitasi”, kata PBB.
Pusat pengendalian penyakit Libya telah memperingatkan bahwa air utama di zona bencana telah tercemar dan mendesak warga untuk tidak menggunakannya.
Pilihan Editor: Setelah Banjir Libya, Ranjau-ranjau yang Belum Meledak Jadi Ancaman Baru
FRANCE 24