Pencarian dan Penyelamatan
Tim penyelamat telah tiba dari Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turki, dan Qatar, kata al-Ghaithi.
“Kami sebenarnya membutuhkan tim yang khusus menangani pemulihan jenazah,” katanya. “Saya khawatir kota ini akan tertular epidemi karena banyaknya jenazah yang tertimbun reruntuhan dan di dalam air.”
Turki juga mengirimkan kapal yang membawa peralatan untuk mendirikan dua rumah sakit lapangan dan 148 staf medis untuk membantu upaya penyelamatan.
Badan migrasi PBB, Organisasi Internasional untuk Migrasi, mengatakan setidaknya 30.000 orang telah mengungsi di Derna.
“Kami membutuhkan banyak kantong untuk jenazah,” Lutfi al-Misrati, direktur tim pencarian, mengatakan kepada Al Jazeera.
Operasi penyelamatan diperumit oleh perpecahan politik yang mendalam di negara berpenduduk 7 juta orang yang tidak memiliki pemerintahan pusat yang kuat dan terus berperang sejak pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan Muammar Gaddafi pada 2011.
Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang diakui secara internasional berbasis di Tripoli, di barat, sementara pemerintahan paralel beroperasi di timur, termasuk Derna.
Perdana Menteri Libya yang berbasis di Tripoli, Abdulhamid al-Dbeibah, menyebut banjir tersebut sebagai bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketua Dewan Kepresidenan Libya Mohammed al-Menfi menyerukan persatuan nasional.
REUTERS
Pilihan Editor: Dua Orang Meninggal Dunia dan Lebih dari 700 Dites untuk Virus Nipah di India