TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab pada Senin, 11 September 2023, mencabut larangan melancong ke negara itu yang diberlakukan pada pelancong dari Nigeria. Larangan yang hampir diberlakukan selama setahun ini, buntut dari silang pendapat antara kedua negara.
Kesepakatan untuk menormalisasi hubungan kedua negara dicapai pada Senin, 11 September 2023 dalam pertemuan yang digelar di Abu Dhabi antara Presiden Nigeria Bola Tinubu dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
“Dengan kesepakatan bersejarah ini, maka maskapai Etihad Airlines dan Emirates Airlines bisa segera melanjutkan jadwal penerbangan keluar-masuk Nigeria tanpa penundaan lagi,” kata Ajuri Ngelale, Penasehat Khusus Presiden Tinubu
Sebelumnya, Uni Emirat Arab berhenti menerbitkan visa pada warga negara Nigeria setelah maskapai Emirates Airlines menghentikan operasinya di Nigeria, yakni negara terpadat di Afrika. Emirates Airlines beralasan tidak bisa mendapatkan revenue karena masalah valuta asing. Pada Maret 2023, International Air Transport Association (IATA) mengatakan Nigeria mendapatkan pendapatan dari sejumlah maskapai asing yang beroperasi di Abuja setidaknya USD 743 juta (Rp 11 triliun)
Pada bulan lalu, Presiden Tinubu menyerukan pada Duta Besar Uni Emirat Arab di Nigeria Salem Saeed al-Shamsi agar dilakukan segera dilakukan penyelesaian diplomatik yang bersahabat atas ketegangan yang menyelimuti kedua negara. Tinubu bahkan mengaku siap secara pribadi untuk melakukan intervensi atas penyelesaian sengketa tersebut. Pada Senin, 11 September 2023, Presiden Tinubu mengumumkan kalua Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan sepakat untuk memulihkan aktivitas penerbangan antara Abuja dengan Abu Dhabi via Etihad Airlines dan Emirates Airlines tanpa pembayaran dalam tempo segera oleh Pemerintah Nigeria.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Benda yang Boleh dan Tak Boleh Dibawa Tamu dari Hotel, Salah-salah Bisa Di-Blacklist
