TEMPO.CO, Jakarta - Militer Ukraina pada Selasa, 5 September 2023, melaporkan kemajuan dan pertahanan yang kuat di sepanjang garis depan perangnya yang telah berlangsung selama 18 bulan dengan Rusia. Moskow mengakui adanya "ketegangan" di sektor selatan namun menganggap upaya Kyiv tidak berhasil.
Ukraina melancarkan serangan balasan pada Juni untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh Rusia, namun mereka kesulitan menerobos garis pertahanan Rusia yang sudah mengakar dan menghadapi kritik yang semakin meningkat di media Barat karena memusatkan pasukan di tempat yang salah.
Namun, dengan sumber daya militer Moskow yang melimpah dan perbedaan pendapat, kedua belah pihak telah mengukur keberhasilan baru-baru ini dengan menguasai desa-desa kecil atau sebidang tanah kecil.
Kyiv telah merebut kembali beberapa desa dalam perjalanan ke arah selatan menuju Laut Azov dan mengatakan pihaknya telah merebut kembali wilayah di dekat kota Bakhmut di bagian timur, yang direbut oleh Rusia pada bulan Mei setelah pertempuran berbulan-bulan.
“Kami menekan serangan kami di sektor Bakhmut dan para pejuang kami maju dengan percaya diri meter demi meter, yaitu Klishchivka,” kata Ilya Yevlash, juru bicara pasukan Ukraina di timur kepada televisi nasional.
Yang dia maksud adalah sebuah desa yang terletak di ketinggian selatan Bakhmut, yang dipandang penting untuk merebut kembali kota tersebut.
Yevlash mengatakan pasukan Ukraina berhasil bertahan dari serangan gencar di wilayah utara dekat Lyman, sebuah kota yang mereka rebut kembali tahun lalu.
Pasukan Rusia mendapat “tendangan bagus” di dekat desa Novoyehorivka yang menghentikan kemajuan mereka, katanya.
Staf umum Ukraina, dalam laporan malamnya, mengatakan pasukannya bergerak menuju Melitopol di selatan – bertujuan untuk memutuskan jembatan darat yang dibangun pasukan Rusia antara Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014, dan wilayah timur yang diduduki.