TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan pada Selasa mengumumkan bantuan keuangan sebesar 520 miliar won atau setara Rp 577 miliar untuk Ukraina tahun depan. Bantuan ini naik delapan kali lipat dibandingkan tahun ini.
Paket bantuan tersebut mencakup 130 miliar won untuk rekonstruksi, 260 miliar won untuk bantuan kemanusiaan, dan 130 miliar won lainnya disalurkan melalui organisasi internasional, menurut anggaran Korea Selatan pada 2024.
Pada Juli, Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan Korea Selatan akan menyediakan "pasokan militer dalam skala besar" tahun ini. Namun Yoon tak merinci lebih lanjut bantuan yang akan diberikan.
Pada hari Selasa, Yoon juga mengumumkan peningkatan Bantuan Pembangunan Resmi Korea Selatan untuk bidang-bidang strategis, termasuk kawasan Asia-Pasifik dan Afrika, dari 1,4 triliun won menjadi 2 triliun won (US$ 1,51 miliar). Peningkatan bantuan luar negeri ini merupakan bagian dari upaya untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea Selatan membuka cabang di luar negeri dan mengamankan kepentingan nasional, seperti rantai pasokan. Bantuan ini juga untuk mengambil tanggung jawab sebagai anggota kunci komunitas global, menurut Kementerian Ekonomi dan Keuangan saat mengumumkan anggaran.
Pada Juli lalu, Yoon Suk Yeol bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Saat itu ia mengatakan akan memberikan pasokan militer dan bantuan kemanusiaan dalam jumlah yang lebih besar ke Ukraina.
"Kami sedang mendiskusikan segala sesuatu yang penting untuk kehidupan orang yang normal dan aman," kata Zelensky. Ia berterima kasih kepada Yoon atas dukungan yang "kuat".
Korea Selatan adalah sekutu AS dan pengekspor senjata terbesar kesembilan di dunia, menurut wadah pemikir Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Namun, Seoul juga mewaspadai pengaruh Rusia atas Korea Utara dan menolak tekanan Barat untuk membantu mempersenjatai Ukraina secara langsung.
REUTERS
Pilihan Editor: Kim Jong Un Sambangi Pabrik Traktor di Tengah Krisis Pangan Korea Utara