Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peluncuran Satelit Mata-mata Korea Utara Gagal, Coba Lagi Oktober

image-gnews
Roket Chollima-1 baru Korea Utara yang diluncurkan di Kabupaten Cholsan, Korea Utara, 31 Mei 2023. Peluncuran satelit Korea Utara pada hari Rabu berakhir dengan kegagalan, membuat pendorong dan muatan jatuh ke laut. KCNA via REUTERS
Roket Chollima-1 baru Korea Utara yang diluncurkan di Kabupaten Cholsan, Korea Utara, 31 Mei 2023. Peluncuran satelit Korea Utara pada hari Rabu berakhir dengan kegagalan, membuat pendorong dan muatan jatuh ke laut. KCNA via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, SEOUL/TOKYO – Upaya kedua Korea Utara untuk menempatkan satelit mata-mata di orbit pada Kamis, 24 Agustus 2023, tidak berjalan dengan mulus setelah pendorong roket mengalami masalah pada tahap ketiga. Otoritas antariksa Pyongyang berjanji untuk mencobanya lagi pada Oktober mendatang.

“Penerbangan roket tahap pertama dan kedua normal, namun peluncuran gagal karena kesalahan dalam sistem peledakan darurat selama penerbangan tahap ketiga,” kata kantor berita negara KCNA tentang peluncuran Kamis.

Korea Utara, negara yang mempunyai senjata nuklir ini berupaya untuk menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit. Pyongyang merencanakan armada satelit untuk memantau pergerakan pasukan AS dan Korea Selatan.

Peluncuran tersebut memicu peringatan darurat di Jepang sebelum jam 4 pagi waktu setempat (1900 GMT) melalui sistem penyiaran J-alert. Perangkat itu memberitahukan penduduk di prefektur paling selatan, Okinawa, untuk berlindung.

Sekitar 20 menit setelah peringatan tersebut, pemerintah Jepang menindaklanjuti dengan pemberitahuan bahwa rudal tersebut telah lewat dan mencabut peringatan darurat. Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan peluncuran rudal yang berulang kali merupakan ancaman terhadap keamanan regional. “Kami akan memprotes keras Korea Utara dan mengutuknya sekeras-kerasnya,” katanya.

Matsuno mengatakan sebagian roket jatuh ke Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan Samudera Pasifik. Badan Pengembangan Dirgantara Nasional (NADA) Korea Utara mengatakan pihaknya akan menyelidiki dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki penyebab kegagalan pada Kamis tersebut. Namun hal tersebut “bukan masalah besar” dalam hal keandalan sistem roket secara keseluruhan.

“NADA menyatakan pendiriannya bahwa mereka akan melakukan peluncuran satelit pengintaian ketiga pada bulan Oktober setelah menyelidiki alasannya secara menyeluruh dan mengambil tindakan,” lapor KCNA.

Militer Korea Selatan mengatakan pihaknya melacak penerbangan tersebut sejak peluncurannya di Tempat Peluncuran Satelit Sohae milik Korea Utara dan menyimpulkan bahwa penerbangan tersebut gagal. Seoul sedang berusaha menemukan dan berpotensi menyelamatkan puing-puing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengutuk peluncuran tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Korea Utara. Gedung Putih mengutuk peluncuran tersebut karena melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, sementara Departemen Luar Negeri AS mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari “aktivitas ancaman lebih lanjut” dan menyerukan Pyongyang untuk terlibat dalam diplomasi yang serius.

“Kendaraan peluncuran luar angkasa (SLV) menggunakan teknologi yang identik dan dapat dipertukarkan dengan teknologi yang digunakan dalam rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM),” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.


REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gagal Mengatasi Banjir, Kim Jong Un Tembak Mati 30 Pejabat Daerah

1 hari lalu

Gagal Mengatasi Banjir, Kim Jong Un Tembak Mati 30 Pejabat Daerah

Kim Jong Un mengeksekusi mati 30 pejabat daerah karena gagal mengatasi banjir.


Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

1 hari lalu

Ilustrasi mata-mata.
Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

Agen intelijen Jepang mengumpulkan informasi rahasia, klaim media Belarusia


Ikan Paus Beluga yang Diduga Mata-mata Rusia Ditemukan Mati

5 hari lalu

Ikan paus beluga yang dikira mata-mata Rusia, ditemukan  mati. Jorgen Ree Wiig/Sea Surveillance Service/Handout/NTB Scanpix via REUTERS
Ikan Paus Beluga yang Diduga Mata-mata Rusia Ditemukan Mati

Bangkai ikan paus yang dinamai Hvaldimir didapati mengapung di laut oleh seorang nelayan bersama anaknya.


Mengenal Berbagai Drone Bunuh Diri di Dunia Termasuk yang Baru Diluncurkan Korea Utara

9 hari lalu

Perusahaan Aero ZALA yang terintegrasi ke dalam Grup Kalashnikov sedang mengembangkan versi angkatan laut dari kendaraan udara tak berawak tempur KUB-BLA yang akan menjadi drone buatan Rusia pertama dari jenis tersebut. Drone Kalashnikov KUB-BLA secara efektif adalah kamikaze yang dimaksudkan untuk menyelinap di bawah radar sistem pertahanan udara. Foto : Rostec
Mengenal Berbagai Drone Bunuh Diri di Dunia Termasuk yang Baru Diluncurkan Korea Utara

Drone bunuh diri Korea Utara sudah masuk tahap uji coba. Drone bunuh diri adalah senjata yang kerap digunakan untuk perang. Apa saja jenisnya?


Mengenal Republikorp, Perusahaan Senjata Lokal Yang Produksi Rudal Cakir dan Sungur

9 hari lalu

Rudak akir produksi Roketsan (Roketsan)
Mengenal Republikorp, Perusahaan Senjata Lokal Yang Produksi Rudal Cakir dan Sungur

Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pengadaan Rudal dengan Republikorp, perusahaan senjata swasta di Indonesia.


Kim Jong-un Saksikan Uji Coba Drone Bunuh Diri Korea Utara, Senjata Apakah Ini?

10 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengamati upaya evakuasi di daerah banjir dekat perbatasan dengan China, setelah dilanda hujan lebat akibat Badai Tropis Gaemi, di Provinsi Pyongan Utara, Korea Utara, 28 Juli 2024. KCNA via REUTERS
Kim Jong-un Saksikan Uji Coba Drone Bunuh Diri Korea Utara, Senjata Apakah Ini?

Kim Jong-un mengawasi uji coba drone bunuh diri milik Korea Utara di Institut Pesawat Nirawak dari Akademi Ilmu Pertahanan. Apa itu drone bunuh diri?


Kim Jong Un Awasi Uji Coba Peluncuran Drone Bunuh Diri

12 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri acara pengiriman rudal balistik taktis baru kepada pasukannya di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, 4 Agustus 2024. Kim Jong Un mengawasi pengiriman sistem rudal balistik taktis baru kepada pasukannya. KCNA via REUTERS
Kim Jong Un Awasi Uji Coba Peluncuran Drone Bunuh Diri

Kim Jong Un mengunjungi Institut Pesawat Nirawak dari Akademi Ilmu Pertahanan untuk mengawasi uji coba pesawat nirawak bunuh diri.


Cina Menahan Satu Warga Jepang yang Diduga Mata-mata

15 hari lalu

Bendera Cina dan Jepang. REUTERS/Dado Ruvic
Cina Menahan Satu Warga Jepang yang Diduga Mata-mata

Kementerian Luar Negeri Cina mengkonfirmasi ada seorang warga negara Jepang ditahan karena diduga telah menjadi mata-mata


Ukraina Akui Hancurkan Jembatan Ponton di Rusia dengan Senjata Buatan AS

16 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi supermarket yang rusak berat akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kostiantynivka, wilayah Donetsk, Ukraina 9 Agustus 2024. REUTERS/Stringer
Ukraina Akui Hancurkan Jembatan Ponton di Rusia dengan Senjata Buatan AS

Ukraina telah mengumumkan serangkaian keberhasilan di medan perang dalam beberapa hari terakhir sejak memasuki wilayah Kursk, Rusia.


Tentara Korea Utara Membelot ke Korea Selatan Melalui Perbatasan Timur

18 hari lalu

Marinir Korea Selatan berpatroli di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, 8 Januari 2024. Reuters
Tentara Korea Utara Membelot ke Korea Selatan Melalui Perbatasan Timur

Pembelotan warga Korea Utara melintasi perbatasan menuju Korea Selatan dianggap berisiko dan relatif jarang terjadi.