Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Menteri Lingkungan Malaysia soal Perubahan Iklim, EV Cina, sampai Tesla

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
 Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia Nik Nazmi. X/Nik Nazmi
Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia Nik Nazmi. X/Nik Nazmi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia Nik Nazmi menilai kerja sama ASEAN dalam mengatasi masalah perubahan iklim saat ini sudah jauh lebih baik. Ia mendorong solusi yang komprehensif dalam menciptakan ekosistem kawasan ramah lingkungan, di tengah tantangan yang ada seperti polusi udara hingga kebakaran hutan.

“Saya berharap, kita Asia Tenggara dapat mencari jalan keluar dari masalah ini - tidak saling menyalahkan,” kata Nazmi saat wawancara dengan wartawan Tempo, Abdul Manan, Daniel Ahmad Fajri, dan Iwan Kurniawan di Jakarta pada Selasa, 22 Agustus 2023, di sela lawatannya untuk ASEAN Ministers on Energy Meeting di Bali pekan ini.

Apa yang menjadi perhatian utama Malaysia dalam ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM)? Apa kesepakatan yang diharapkan dapat tercapai?

AMEM akan membahas isu interkonektivitas ASEAN – blok ini pernah menggagas ASEAN Power Grid untuk memastikan ketersediaan energi listrik. Tetapi mungkin dulu harga tenaga energi belum tinggi dan tidak hemat. Sekarang – pertama, harga energi meningkat, kedua kita berbicara banyak soal penggunaan renewable energy – tapi kita perlu satu interkonektivitas di antara ASEAN, seperti yang ada di Eropa Barat.

ASEAN punya inisiatif LTMS yang mencakup Laos, Thailand, Malaysia, Singapura. Kita tengah menjajaki mekanisme BIMP bersama Brunei, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Dalam AMEM kami akan lebih mendorong soal Sumatera - Semenanjung. Negara-negara anggota ASEAN masing-masing punya target net zero. Isu interkonektivitas – ASEAN Power Grid sangat penting.

Resolusi apa yang akan dihasilkan dalam AMEM? 

Fokus nanti akan pada interkonektivitas BIMP, LTMS – berkaitan dengan transisi energi.

Indonesia mendorong ASEAN untuk menjadi pusat pertumbuhan EV atau kendaraan listrik. Anda pernah bilang, EV kemahalan bagi kebanyakan orang Malaysia. Bagaimana anda melihat prospek ini? 

Ini telah berubah, menurut saya. Di Malaysia EV paling murah adalah dari BYD – perusahaan mobil listrik dari Cina - seharga RM 150.000 (Rp493 juta). Target kami memang untuk jangkauan RM 150.000 atau lebih rendah, Proton Pro-2 yang paling basic. Kalau tidak memang ini akan selalu menjadi barang mahal. Tentu orang akan membayangkan Tesla, BMW, Volvo, dan lain-lain. Ketika kami membuka kantor Tesla di Malaysia, mereka juga membawa mobilnya dengan harga RM 195.000, termurah kedua di dunia.

Sekarang peminatnya semakin berkembang. Tantangannya soal membangun infrastruktur.  Saya pernah mencoba saat pemilihan negara bagian kemarin bersama staf saya – pergi menggunakan EV, tapi baterai habis. Mau isi ulang agak susah. Sedangkan rumah masih jauh – tapi ini bagus dan kami tahu apa masalahnya. 

Pemerintah di bawah pimpinan Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Teuku Zafrul telah membentuk gugus tugas dan membahas secara rinci untuk memudahkan charging station. Demi meyakinkan warga.

Apa ASEAN harus lebih bekerja sama dengan Cina untuk mengembangkan ekosistem EV kawasan?

Menurut saya iya. Suka atau tidak suka, mereka punya EV yang paling murah – kita membutuhkan semua pemain. Tapi Cina akan menyediakan yang paling dapat dijangkau – BYD, kemudian Proton bagian dari Geely akan meningkatkan produksi EV sebagai tindak lanjut lawatan Perdana Menteri Anwar Ibrahim ke Cina. Jadi menurut saya ini akan menjadi game changer, dan yang penting tidak lagi dilihat sebagai barang mewah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Otoritas Indonesia banyak mencatat titik kebakaran hutan di Borneo dan Sumatra – ada dampak ke Malaysia?

Sedikit di Kuching dan belum mendengar laporan lain. Ada asap bermunculan berdekatan dengan hari raya Idul Fitri lalu, tapi kami sampai pada kesimpulan asap yang muncul itu dari sumber domestik.

Bagaimana memonitor kebakaran hutan tersebut?

Kita punya otoritas yang bisa menanganinya. Dalam beberapa tahun ini sebagian merupakan upaya kami bersama termasuk Indonesia untuk melakukan pengurangan besar-besaran kebakaran hutan. Baru-baru ini kami mengadakan pertemuan sub regional yang meliputi Thailand, Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura yang digelar di Singapura pada Mei. Kita diskusi dengan baik. Saya pikir banyak negara sekarang benar-benar ingin lebih baik mencegah kebakaran hutan yang menghasilkan asap.

Di Malaysia pemerintah federal mengucurkan dana untuk meningkatkan kapasitas water level dengan menara peninjau. Kita bekerja sama dengan pemerintah negara bagian. Kami membutuhkan juga dukungan mereka. Kami juga menggunakan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (FDRS) yang bisa merincinya. Itu sangat membantu. 

Saya mengingatkan juga pada timpalan saya juga, tahun lalu covid, banyak kegiatan ekonomi berhenti – kedua ada la nina yang membuat cuaca lebih dingin dari biasanya. Sekarang kita memasuki el nino. Cuaca mulai panas dan ekonomi kembali 100 persen. Jadi kita lihat dampaknya. Saya berharap ini tidak memburuk.

Polusi Jakarta terburuk, dan Kuching tercatat dengan tingkat bahaya polusi sedang. Bagaimana anda melihat fenomena ini?

Ini tantangan bagi kita semua. Ketika kita membahas perubahan iklim mungkin tak begitu ramai orang memberikan perhatian – tapi kita di ASEAN, karena masalah polusi ini kita harus sadar ada dampak yang besar, bukan hanya bagi kesehatan tetapi juga pada Ekonomi. Kita mungkin perlu melihat kembali apa yang kita perlu lakukan untuk perubahan iklim – kita hanya tahu itu mahal, tapi apa benar itu mahal kalau melihat dampak yang diakibatkan oleh polusi itu terhadap negara?

Strategi Pemerintah Malaysia dalam mengatasi polusi udara ini seperti apa?

Kami coba lebih rinci dan lebih perhatian soal kebakaran dari tanah gambut sebab itu yang paling rentan di Malaysia – itu yang akan kita fokuskan. Kalau di kawasan Bandar dan lain sebagainya kita punya low carbon city programme, ada low carbon mobility plan. Sama seperti di Jakarta kita punya MRT 3 yang bisa menghubungkan MRT, LRT, dan Rail – ini akan segera diselesaikan.

Kita harus meninjau ulang. Mobil listrik adalah bagian dari solusi tapi ini membutuhkan solusi secara menyeluruh bagi ekosistem. Ini keseimbangan yang sulit, kita ingin maju, tapi kita juga masih berkembang. 

Pilihan Editor Intelijen Inggris: Serangan Drone Ukraina Hancurkan Bomber TU-22M3 di Rusia

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


S&P Global Perkirakan 200 Lebih Mobil Listrik Rilis di 2026

1 jam lalu

Sejumlah pekerja menyelesaikan proses perakitan mobil listrik Neta di pabrik Tongxiang City, Cina, Selasa, 26 September 2023. TEMPO/Juli Hantoro
S&P Global Perkirakan 200 Lebih Mobil Listrik Rilis di 2026

S&P Global juga memperkirakan penjualan mobil listrik bisa mengimbangi mobil berbahan bakar minyak setelah tahun 2030.


LSPR Tuan Rumah 5 th International Conference on Communication and Business

2 jam lalu

The 5th International Conference on Communication and Business
LSPR Tuan Rumah 5 th International Conference on Communication and Business

LSPR dan ASEAN PR Network menyelenggarakan konferensi internasional di bidang komunikasi dan bisnis


Gubernur New York: Banjir adalah Normal Baru akibat Perubahan Iklim

21 jam lalu

Personil penyelamat Unit Operasi Khusus dengan Layanan Darurat Westchester County mendayung dengan rakit saat mereka memeriksa bangunan untuk mencari korban yang terperangkap dalam banjir besar di Mamaroneck pinggiran Kota New York, New York, AS, 29 September 2023. REUTERS/Mike Segar
Gubernur New York: Banjir adalah Normal Baru akibat Perubahan Iklim

Gubernur New York Kathy Hochul menyebut banjir bandang akibat hujan deras di Kota New York adalah normal baru akibat perubahan iklim


Top 3 Dunia: Rusia Tembak Jatuh Jet Sukhoi hingga ART Indonesia Dipanggil Monyet

1 hari lalu

Pesawat tempur TNI AU Sukhoi 27/30 melakukan atraksi pada acara puncak Hari Nusantara di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa, 13 Desember 2022. TNI Angkatan Udara mengerahkan empat pesawat tempur Sukhoi untuk melakukan atraksi seperti Bomb Burst and Hi Speed Past, Left and Right Echelon dan Diamond pada acara itu. ANTARA FOTO/Jojon
Top 3 Dunia: Rusia Tembak Jatuh Jet Sukhoi hingga ART Indonesia Dipanggil Monyet

Top 3 dunia adalah Rusia menembak jatuh pesawat Sukhoi di Ukraina, Malaysia menggunakan istilah monyet di buku hingga WNI di Kamboja diselamatkan.


Mitsubishi Berencana Setop Produksi Mobilnya di Cina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Mitsubishi logo (Dok. Mitsubishi)
Mitsubishi Berencana Setop Produksi Mobilnya di Cina, Ini Alasannya

Mitsubishi telah menghentikan produksinya di Cina sejak Maret 2023 karena menurunnya penjualan dan munculnya merek lokal.


Malaysia Larang Komik yang Sebut ART Indonesia sebagai Monyet

1 hari lalu

Kuala Lumpur, Malaysia. REUTERS
Malaysia Larang Komik yang Sebut ART Indonesia sebagai Monyet

Kemenlu RI menghargai keputusan Malaysia untuk melarang peredaran komik "When I was a Kid 3" yang di dalamnya terdapat hinaan terhadap ART Indonesia.


Penelitian Daur Ulang Baterai UGM Raih Penghargaan dari Kemenhub

1 hari lalu

Baterai daur ulang litium kobalt oksida (LCO) untuk kendaraan listrik UGM. (Dok. UGM)
Penelitian Daur Ulang Baterai UGM Raih Penghargaan dari Kemenhub

Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melakukan penelitian terkait daur ulang baterai lithium bekas sejak 2013.


Ashoka Luncurkan Gaharu Bumi Innovation Challenge, Gerakan Mitigasi Krisis Iklim

2 hari lalu

Sejumlah aktivis dari organisasi masyarakat sipil membentangkan poster dan spanduk saat menggelar aksi terkait KTT G20 India di depan Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta, Jumat, 8 September 2023. Aksi tersebut untuk merespon Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di India yang menurutnya 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini gagal memenuhi komitmen mereka; dan sebaliknya, terus membelanjakan uang negara mendukung kebijakan-kebijakan yang lemah dalam upaya-upaya untuk menutup kesenjangan dalam keringanan utang, perpajakan, dan mitigasi perubahan iklim serta transisi energi yang hanya memperburuk dampak dari berbagai krisis dan tidak melihat penderitaan kelompok yang terpinggirkan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ashoka Luncurkan Gaharu Bumi Innovation Challenge, Gerakan Mitigasi Krisis Iklim

Jejaring kewirausahaan sosial global Ashoka meluncurkan gerakan inovatif 'Gaharu BUMI innovation Challenge' di Jakarta, Jumat, 29 September 2023.


Indonesia dan Malaysia Akan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

2 hari lalu

Ecobat, perusahaan global dalam hal daur ulang baterai, perbaikan, penggunaan ulang, dan daur ulang baterai lithium-ionnya. (Foto: Ecobat)
Indonesia dan Malaysia Akan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

Perusahaan Indonesia akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pendirian pabrik baterai mobil listrik dengan Malaysia.


RI, Malaysia dan India Kerja Sama Lawan Kampanye Hitam Minyak Sawit oleh Negara Barat

2 hari lalu

(Dari kiri) Sekretaris Jenderal CPOPC Dr. Rizal Affandi Lukman (pertama dari kiri), Sekretaris Jenderal Kementerian Perkebunan dan Komoditas Dato` Haji Mad Zaidi Mohd Karli (ketiga dari kiri), Wakil Menteri Perdagangan Dr. Jerry Sambuaga (Keempat dari kiri) di pembukaan acara 2nd Sustainable Vegetable Oils Conference atau Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan ke-2 di ITC Maratha Hotel, Mumbai, India (2nd SVOC). (Foto: TEMPO.CO / Petir Garda Bhwana)
RI, Malaysia dan India Kerja Sama Lawan Kampanye Hitam Minyak Sawit oleh Negara Barat

Malaysia dan Indonesia bekerja sama dengan India untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai kampanye hitam yang menargetkan komoditas minyak sawit.