TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat bentrokan di ibu kota Libya, Tripoli, pada Senin dan Selasa sebanyak 55 tewas dan 146 luka-luka, kata dinas darurat.
Para tetua kota mengumumkan pada Selasa malam, 15 Agustus 2023, bahwa mereka telah menengahi kesepakatan untuk mengakhiri kekerasan paling mematikan di Tripoli dalam beberapa tahun dengan Pasukan Pencegahan Khusus menyerahkan komandan Brigade 444 Mahmoud Hamza ke faksi ketiga, Aparat Pendukung Stabilitas.
Hamza ditangkap oleh Pasukan Penangkalan Khusus, yang menguasai bandara Mitiga, saat dia berusaha untuk melakukan perjalanan pada hari Senin.
Maskapai yang pada Selasa berhenti menggunakan bandara Mitiga, tempat beberapa pertempuran terburuk terjadi, melanjutkan penerbangan pada Rabu, kata mereka.
Sebagai bagian dari kesepakatan yang diumumkan oleh para sesepuh, polisi dan aparat keamanan lainnya yang tetap netral dalam bentrokan bergerak ke daerah di mana pertempuran terjadi.
Namun, perselisihan tersebut masih belum terselesaikan dan sebuah sumber di Brigade 444 mengatakan pihaknya mungkin melanjutkan operasi militer jika Hamzah tidak dikembalikan ke markasnya sendiri.
Bentrokan meletus pada Senin malam antara anggota milisi dari Brigade 444 dan Pasukan Pencegahan Khusus, dan berlanjut hingga Selasa malam. Ketegangan berkobar setelah Mahmoud Hamza, seorang komandan senior Brigade 444, diduga ditahan oleh kelompok saingan di sebuah bandara di Tripoli, menurut laporan media lokal. Hamzah kemudian dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan yang bertujuan menghentikan kekerasan, kata laporan itu.
Kementerian Dalam Negeri Libya mengatakan pasukan keamanan dikerahkan ke daerah-daerah di mana pertempuran paling intens, termasuk lingkungan Fernaj selatan dan Jalan al-Shouk. Ruang situasi didirikan untuk memantau perkembangan meskipun pada hari Rabu, ketenangan tentatif telah kembali ke kota.
Kekerasan menggarisbawahi kerapuhan Libya yang dilanda perang setelah pemberontakan tahun 2011 berubah menjadi perang saudara, yang menggulingkan dan kemudian membunuh diktator lama Moammar Gadhafi. Di tengah kekacauan, milisi tumbuh dalam kekayaan dan kekuasaan, khususnya di Tripoli dan bagian barat negara itu
Peperangan besar di Libya telah dihentikan sejak gencatan senjata tahun 2020 antara sisi timur dan barat utama, tetapi faksi-faksi yang bersaing masih menguasai sebagian besar wilayah dan solusi abadi untuk konflik yang telah berkecamuk sejak pemberontakan yang didukung NATO tahun 2011 selalu gagal.
REUTERS
Pilihan Editor Perang Sudan: Satu Juta Orang Mengungsi, 40 Persen Penduduk Kelaparan