TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyatakan bahwa pihaknya akan mengirimkan bantuan keamanan baru kepada Ukraina senilai US$ 200 juta atau setara Rp 3 triliun. Bantuan itu termasuk amunisi pertahanan udara, peluru artileri, dan peralatan pembersihan ranjau tambahan. Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, bantuan itu mencakup pula kemampuan anti-armor.
Menurut dua pejabat AS yang dilansir dari Reuters, Washington akan mulai memberikan dana US$ 6,2 miliar. Dana itu ditemukan setelah kesalahan akuntansi Pentagon yang menilai bantuan Ukraina yang dicairkan sudah terlalu tinggi.
Pada bulan Mei, Pentagon mengumumkan telah keliru menetapkan nilai yang lebih tinggi dari yang dijamin untuk persenjataan AS yang dikirim ke Kyiv. Staf keuangan menggunakan "nilai pengganti" alih-alih "nilai terdepresiasi" untuk mentabulasikan amunisi, rudal, dan peralatan bernilai miliaran lainnya yang dikirim ke Ukraina.
Ukraina membutuhkan persenjataan yang bisa dikirim dari stok AS dalam hitungan hari atau minggu untuk perang melawan Rusia. Kesalahan akuntansi itu menguntungkan Kyiv karena lebih banyak peralatan yang dapat dikirim.
"Saya ingin berterima kasih kepada Amerika Serikat hari ini untuk paket baru. Munisi untuk Patriot, untuk HIMARS, artileri, lembing, dan banyak lagi. Ini adalah hal yang sangat dibutuhkan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya pada Senin, 14 Agustus 2023. "Akan ada lebih banyak pekerjaan segera dengan mitra kami demi pertahanan," ujarnya.
Amerika sedang menghitung permintaan anggaran tambahan untuk Ukraina. Pengumuman bantuan tambahan pada Senin sebesar US$ 200 juta itu akan menjadi pencairan tahap pertama dari rejeki nomplok US$ 6,2 miliar dari Otoritas Penarikan Presiden (PDA) resmi sebelumnya.
REUTERS
Pilihan Editor: Anak Muammar Gaddafi Ditahan di Lebanon hingga Kritis, Libya Minta Dibebaskan