TEMPO.CO, ROMA – Presiden Italia dan rekan-rekannya di lima negara Eropa menuntut langkah mendesak dalam mengatasi krisis iklim, menyusul gelombang panas yang menghanguskan, munculnya kebakaran hutan, hingga banjir. Sekarang ini, muncul kekhawatiran musim panas yang ekstrem di Eropa selatan akan merugikan industri pariwisata dan juga panen – dua sektor andalan bagi ekonomi kawasan itu.
"Fenomena alam ekstrem menghancurkan ekosistem dan mengancam kehidupan kita sehari-hari, cara hidup kita," demikian pernyataan yang ditandatangani oleh Presiden Italia Sergio Mattarella dan rekan-rekannya di Yunani, Kroasia, Slovenia, Malta, dan Portugal.
Sebagian besar wilayah Mediterania dilanda gelombang panas yang hebat bulan lalu. Petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api mematikan di wilayah yang membentang dari Aljazair hingga Turki.
"Tidak ada lagi waktu untuk disia-siakan, tidak ada lagi waktu untuk berkompromi karena alasan politik atau ekonomi," kata Presiden Mattarella dalam pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut menambahkan wilayah Mediterania sangat rentan terhadap risiko kekurangan air dan penggurunan.
Inisiatif ini didorong oleh panggilan telepon antara Mattarella dan Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou. Kemudian diperluas ke anggota lain dari Grup Arraiolos presiden non-eksekutif dari negara-negara anggota Uni Eropa.
"Semua negara Mediterania harus berkoordinasi dan bereaksi, terlibat dalam upaya kolektif untuk menghentikan dan membalikkan dampak krisis iklim," tambah pernyataan itu.
Presiden di Italia berperan dalam menyelesaikan krisis politik dan cenderung berbicara secara luas tentang masalah sosial yang lebih luas, sambil menghindari posisi partisan. Pernyataan pada Kamis, 3 Agustus 2023, membunyikan alarm, tetapi tidak mengusulkan solusi konkret untuk mencoba menangani masalah tersebut.
Menurut dokumen pemerintah yang dilihat Reuters bulan lalu, Italia diharapkan perlu berinvestasi lebih banyak dan meningkatkan upaya untuk memenuhi target Uni Eropa 2030 untuk menurunkan emisi karbon. Pemerintah Italia tidak segera mengomentari pernyataan presiden tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Shane Lukas Cerita Pernah Minta Bantuan Mario Dandy saat Kena Tilang