Julukan “Sang Rubah Perak”
Dilansir dari Reuters, Wang Yi diberi sebutan “Rubah Perak” oleh media pemerintah Cina karena rambutnya yang beruban. Komisi Urusan Luar Negeri Partai Komunis Cina itu juga disebut menyimpan banyak muslihat dalam mengurusi persoalan diplomatik dan pembuatan kebijakan luar negeri.
“Tidak peduli seberapa pirang Anda mewarnai rambut atau seberapa mancung hidung, Anda tidak akan pernah menjadi orang Barat, Eropa, atau Amerika,” ucapnya kepada mitra Korea Selatan dan Jepang dalam sebuah forum awal Juli 2023 yang mengkritik sikap pro-Barat.
Pada 2022, Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken untuk berhenti berurusan dengan Cina yang sudah kuat. Tak hanya itu, ketika bertemu Blinken di Beijing pada Juni 2023, ia memberitahukan bahwa Cina tidak memiliki ruang kompromi atau konsensi untuk Taiwan.
Wang Yi yang dikenal tegas juga dilaporkan beberapa kali bersikap kurang ramah kepada awak media. Seorang reporter Kanada yang bertanya tentang Hak Asasi Manusia (HAM) pada 2016, menerima jawaban, “(pertanyaan itu) penuh dengan arogansi dan prasangka terhadap Cina.”
“Saya tidak tahu dari mana asal (ihwal HAM di Cina). Ini sama sekali tidak dapat diterima,” ujarnya melalui seorang penerjemah.
Setelah mengundurkan diri dari kursi Menteri Luar Negeri pada 2022, lalu diisi Qin Gang, Wang Yi tetap sibuk berkelana. Ia dipandang sebagai tokoh penting dalam menengahi kesepakatan damai antara Iran dan Arab Saudi pada Maret 2023. Ia juga terlihat hadir di beberapa kesempatan untuk menggantikan Qin Gang sebelum secara resmi dipecat.
MELYNDA DWI PUSPITA | REUTERS
Pilihan Editor: AS Dilanda Gelombang Panas, Ini Solusi dari Joe Biden