TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan yang melanda seluruh wilayah Aljazair telah meningkat menjadi 34 orang termasuk 10 tentara pada Senin, 24 Juli 2023, kata kementerian dalam negeri, saat gelombang panas menyebar ke Afrika utara dan Eropa selatan.
Sekitar 8.000 petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mengendalikan api, kata pihak berwenang.
Kementerian dalam negeri mengatakan sedang melanjutkan operasi pemadam kebakaran di wilayah Boumerdes, Bouira, Tizi Ouzou, Jijel, Bejaia dan Skikda.
Sekitar 1.500 orang telah dievakuasi sejauh ini.
Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan yudisial atas penyebab kebakaran tersebut.
Gelombang panas besar melanda Afrika Utara, dengan suhu 50 derajat Celcius tercatat di beberapa kota di negara tetangga Tunisia.
Di Tunisia, kebakaran hutan melanda kota perbatasan Melloula. Saksi mengatakan kepada Reuters bahwa kebakaran yang dimulai di daerah pegunungan telah mencapai rumah beberapa orang di kota dan memaksa ratusan keluarga mengungsi.
Pekan lalu, api besar berkobar di hutan pinus Tunisia dekat perbatasan dengan Aljazair. Sebuah penyeberangan perbatasan harus ditutup sementara, menurut pejabat Tunisia yang mengkonfirmasi 470 hektar hutan telah terbakar.
Seorang pejabat perlindungan sipil mengatakan bahwa mereka telah mengevakuasi ratusan penduduk kota melalui darat dan laut, dengan perahu nelayan dan kapal penjaga pantai.
Pada Mei, pihak berwenang Aljazair mengatakan mereka sedang mempersiapkan kebakaran hutan dengan membeli dan menyewa pengebom air, dan dengan membangun landasan pendaratan untuk helikopter dan drone pemadam kebakaran.
Para ilmuwan memeringkat wilayah Mediterania sebagai "titik panas" perubahan iklim dengan Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim memperingatkan lebih banyak gelombang panas, gagal panen, kekeringan, naiknya permukaan laut, dan masuknya spesies invasif.
REUTERS | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Oppenheimer Bikin berang India hingga Hun Sen