TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin diawali dengan perang komentar bekas Presiden Rusia dengan eks Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Dmitry Medvedev menyarankan agar Johnson dirawat di rumah sakit jiwa.
Berita kedua top 3 dunia adalah banjir bandang menghantam Korea Selatan. Banjir menyebabkan sejumlah korban tewas akibat terkepung air. Berita ketiga adalah demo di Swedia yang akan membakar kitab Taurat dibatalkan. Berikut berita selengkapnya:
1. Mantan Presiden Rusia Meledek Boris Johnson Agar Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyarankan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson agar dirawat oleh psikiatri setelah Johnson menyerukan agar NATO menerima Ukraina.
“Pensiunan ini lebih baik diterima oleh sebuah rumah sakit mental. Di sana (rumah sakit jiwa) di antara teman-temannya, dia akan mampu berpura-pura menjadi laki-laki yang tangguh yang menginginkan adanya perang dunia III,” kata Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia.
Sebelumnya pada Jumat, 14 Juli 2023, Johnson menulis di kolom opini surat kabar Daily Mail, yang isinya mengkritik NATO. Pada awal pekan lalu, NATO menggelar pertemuan tingkat tinggi di Ibu Kota Vilnius, Lithuania dan Johnson menilai pertemuan itu hanya akan mengulur-ulur waktu bagi Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO jika syarat sudah dipenuhi.
“Janji baru itu tidak lebih tegas atau lebih meyakinan dari janji kalau Ukraina akan menjadi anggota NATO, di mana janji ini dibuat NATO saat rapat di Ibu Kota Bucharest pada 2008 silam. Kapan NATO akan setuju? Kapan persyaratan akan dipenuhi? Menurut kesimpulan rapat di Bucharest lalu, NATO sudah menyetujui semua ini sejak 15 tahun silam,” kata Johnson.
Johnson menyebut tidak ada negara yang lebih membutuhkan NATO selain Ukraina, yang saat ini sedang berkonflik dengan Rusia. Johnson menilai NATO hanyalah membuat jadwal, bukan membuat keanggotaan singkat, yang masuk akal selama perang berlangsung. NATO disebutnya baru akan membuat keanggotaan (bagi Ukraian) segera setelah kemenangan ditangan.
Sedangkan Moskow, yang memandang NATO sebagai aliansi yang bermusuhan (dengan Rusia), menolak dengan tegas ekspansinya ke wilayah timur. Di antara alasan utama perang Ukraina yang dimulai pada Februari 2022, Moskow menyoroti aspirasi Kyiv yang ingin bergabung dengan NATO pimpinan Amerika Serikat.