TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Xi Jinping mengatakan China harus membangun penghalang keamanan Internet yang "kokoh" untuk melindungi data dan informasi online.
China harus tetap mengelola, mengoperasikan, dan memastikan akses ke internet sesuai dengan undang-undang, kata Xi dalam instruksi yang disampaikan kepada para pejabat yang menghadiri pertemuan dua hari keamanan siber di Beijing, Sabtu, 15 Juli 2023.
"Kita harus mematuhi manajemen internet Partai dan mematuhi (prinsip) membuat internet bekerja untuk rakyat," kata kantor berita pemerintah Xinhua mengutip pernyataan Xi.
Dalam dekade terakhir, Xi telah memprioritaskan menjaga keamanan, dengan konsep keamanannya yang mencakup segala hal mulai dari politik dan ekonomi hingga lingkungan dan dunia maya.
Pada 2015, China mengesahkan undang-undang keamanan nasional dengan cakupan lebih luas untuk memasukkan dunia mayanya. Setahun kemudian, sebuah undang-undang disahkan yang berisi persyaratan untuk tinjauan keamanan dan agar data disimpan di server di China.
Pada tahun 2021, China meluncurkan peraturan seputar apa yang disebut sebagai infrastruktur informasi penting.
Tahun ini, anggota parlemen memperbarui undang-undang anti-spionase untuk melarang transfer informasi terkait keamanan nasional dan memperluas definisi mata-mata.
Menavigasi jaringan aturan dan undang-undang China yang padat tentang data dan informasi online bukannya tanpa risiko bagi perusahaan.
Pada April, perusahaan konsultan AS Bain & Co mengatakan polisi mengunjungi kantornya di Shanghai dan menanyai beberapa staf. The Financial Times, mengutip orang-orang yang diberi pengarahan tentang kunjungan mendadak itu, melaporkan bahwa polisi juga menyita komputer dan telepon.
Tahun lalu, regulator mengatakan kepada penyedia data keuangan terbesar China Wind Information Co untuk berhenti memberikan data tertentu kepada pengguna di luar negeri, sumber mengatakan kepada Reuters pada saat itu.
Pada tahun 2021, pihak berwenang meluncurkan penyelidikan keamanan siber terhadap raksasa ride-hailing Didi Global dua hari setelah dipublikasikan di Amerika Serikat.
REUTERS
Pilihan Editor Suhu Udara di Phoenix Naik Tertinggi dalam Setengah Abad, 12 Orang Tewas