TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir, suhu udara di Phoenix, AS, meningkat tajam dari biasanya 38 derajat Celcius menjadi 43. Suhu tinggi yang bisa sampai minggu depan, memecahkan rekor Phoenix tahun 1974 selama 18 hari berturut-turut, kata peramal cuaca.
Hampir sepertiga penduduk AS, dari Oregon hingga Texas, berada di bawah peringatan panas akibat gelombang panas ekstrem melanda Amerika Serikat Barat dan Barat Daya karena kubah udara bertekanan tinggi di atas kepala yang mencegah hujan mencapai area di bawahnya.
Di Phoenix, yang berpusat tepat di bawah kubah, suhu telah mencapai 43 C pada Sabtu siang, dan naik menjadi 47 C pada hari Minggu, menurut Layanan Cuaca Nasional.
Itu adalah gelombang panas yang telah menghentikan banyak penduduk Phoenix, bahkan untuk veteran yang diuji musim panas seperti Michael Shields, yang mengatakan dia menghindari laporan berita tentang itu.
"Saya tidak melihat cuaca," kata Shields, 67 tahun, warga Phoenix yang bekerja sebagai tukang perbaikan kolam. "Saya bisa menjadi gila seperti itu."
Pemeriksaan Iklim, kelompok analisis real estat yang berfokus pada iklim, melaporkan bahwa antara tahun 1985 dan 2005, Phoenix mengalami sekitar tujuh hari di atas 43 C. Pada tahun 2050, mereka memperkirakan, penduduk Phoenix akan mengalami suhu uidara sampai 44 C.
Kematian terkait panas di Maricopa County Phoenix telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, meningkat dari 338 pada 2021 menjadi 425 tahun lalu.Sejauh ini pada 2023, ada 12 kematian terkait panas, dengan 55 masih dalam penyelidikan.
Pekerja layanan darurat dan kantor pemerintah yang fokus membantu kota mengatasi panas telah mendistribusikan air botolan kepada para tunawisma dan mendorong mereka untuk mencari perlindungan di beberapa stasiun pendingin umum.
Beberapa stasiun pendingin diperpanjang hingga malam hari, kata David Hondula, yang mengarahkan Kantor Respons dan Mitigasi Panas kota.
REUTERS
Pilihan Editor Ukraina dan Polandia Laporkan Tentara Wagner Berbondong-bondong ke Belarusa