TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kelompok tentara bayaran Wagner, sama sekali tidak ada sebagai badan hukum. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Rusia Kommersant, Putin mengatakan dia telah memberikan kesempatan kepada para pejuang Wagner untuk terus mengabdi setelah pemberontakan mereka berakhir dalam waktu singkat.
Komentar pemimpin Rusia itu muncul setelah pertemuan Kremlin diadakan usai pemberontakan Grup Wagner. Pertemuan dihadiri oleh 35 komandan Wagner, termasuk ketua kelompok Yevgeny Prigozhin.
Baca juga:
Dalam pertemuan itu, Putin mengatakan memberi para pejuang penilaian tentang apa yang telah mereka lakukan di medan perang. Ia menawarkan kepada anggota Wagner untuk bergabung dengan militer Rusia, termasuk penggunaan pengalaman tempur mereka. Namun tawaran itu ditolak oleh Wagner.
Sesuai hukum Rusia, menurut Putin, organisasi militer swasta, termasuk Wagner adalah ilegal, menurut laporan The Moscow Times. “Ada kelompok seperti itu, tetapi secara hukum tidak ada (dan) itu adalah masalah terpisah terkait legalisasi yang harus dibahas di Duma Negara dan pemerintah,” kata Putin.
Grup Wagner meluncurkan pemberontakan singkat terhadap Moskow bulan lalu. Pada 23 Juni 2023, Prizoghin, yang pasukannya bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina, memimpin pemberontakan dramatis di Rusia. Wagner menyapu kota selatan Rostov-on-Don dan merebut markas militer. Wagner melakukan pawai ke Moskow yang disebut sebagai "pawai keadilan" untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
Prigozhin mengklaim pasukannya telah datang dalam jarak 200 kilometer dari Moskow. Namun pawai itu dihentikan setelah adanya kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Awal pekan ini, Lukashenko, yang bertindak sebagai mediator antara Putin dan Prigozhin, menawarkan untuk mengundang para pejuang Wagner di negaranya untuk melatih angkatan bersenjata.
REUTERS | INDIA TODAY
Pilihan Editor: Grup Wagner Latih Tentara Belarusia Setelah Gagal Memberontak di Rusia