TEMPO.CO, Jakarta - Rita Moreira, 48 tahun, duduk di sebelah tenda kecil tempat dia tinggal selama lebih dari sebulan di salah satu arteri utama Lisbon, Portugal. Tuna wisma itu tidak bisa lebih lama lagi tinggal di situ, karena lokasinya akan digusur.
Minggu lalu, Moreira dan yang lainnya masih bisa tidur di Almirante Reis Avenue, salah satu jalan jutama terpanjang dan tersibuk di Lisbon. Mereka lalu diberi tahu bahwa mereka memiliki waktu hingga Rabu, 12 Juli, untuk mengepak barang-barang dan pergi atau berisiko dipindahkan.
Mereka yakin keputusan dewan kota Lisbon itu, terkait dengan kunjungan Paus Fransiskus ke ibu kota Portugal untuk menghadiri pertemuan global Hari Pemuda Katolik sedunia bulan depan.
"Mereka (dewan kota) menyapu para tunawisma di bawah permadani," kata Moreira, yang kesehatannya buruk. "Itulah yang mereka lakukan pada kami- mereka menyembunyikan kami."
Ini bukan pertama kalinya para tunawisma dipindahkan untuk acara semacam itu. Pada 2015, pemerintah Filipina mendapat kecaman setelah mengakui untuk sementara waktu memindahkan para tunawisma selama kunjungan Paus Francis.
Dewan kota Lisbon mengatakan sedang melakukan beberapa "intervensi" di seluruh kota, tetapi dengan keras membantah hal itu dilakukan karena kunjungan Francis, dengan mengatakan para tunawisma sering diarahkan ke tempat penampungan.
Dikatakan tujuannya untuk melindungi orang-orang yang rentan.
Francis sebelumnya telah berbicara untuk para tunawisma dan mendirikan Hari Orang Miskin Sedunia pada tahun 2016.
Amal tunawisma Comunidade Vida e Paz mengatakan dewan meminta tim jalanannya untuk memberi tahu para tunawisma di Almirante Reis dan daerah terdekat Regueirao dos Anjos bahwa tenda dan barang-barang mereka akan dipindahkan.
Menurut badan amal itu, para tunawisma diberi pilihan untuk pergi ke tempat penampungan, tetapi Moreira dan yang lainnya mengatakan kondisi di sana "mengerikan".
Dewan kota mengatakan berusaha untuk memberikan solusi akomodasi bagi para tunawisma.
Markas besar partai People-Animals-Nature (PAN) Portugal terletak di Almirante Reis dan sejumlah tunawisma tinggal di depan pintu gedung.
PAN mempertanyakan kenapa dewan kota mendesak memindahkan tenda dan barang-barang para tunawisma dan apakah itu terkait dengan kunjungan Francis.
"Bukan dengan menyembunyikan (tunawisma) selama Hari Pemuda Sedunia - dan semoga saja tidak demikian - kita akan menyelesaikan masalah kemiskinan di negara kita," kata ketua PAN Ines Sousa Real.
Sousa Real mengatakan sangat mendesak untuk menerapkan langkah-langkah membantu orang mengatasi krisis perumahan yang sedang berlangsung, hingga mendorong banyak orang jadi gelandangan.
Marcio Achega, 31 tahun, menjadi tunawisma selama dua tahun dan meskipun bekerja di sektor konstruksi, dia berjuang untuk mendapatkan rumah yang terjangkau.
"Mereka ingin membersihkan wajah (kota) karena seseorang... yang sangat penting akan datang ke sini," kata Achega. "Jika mereka ingin memindahkan kami secara paksa karena Paus, mereka harus memberi kami sebuah rumah."
REUTERS
Pilihan Editor Pesawat Patroli AS Susuri Selat Taiwan setelah Militer China Gelar Latihan