TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hong Kong John Lee pada Selasa, 11 Juli 2023, mengatakan kota itu akan melarang produk makanan laut dari sejumlah besar prefektur Jepang jika Tokyo melanjutkan rencana untuk membuang air radioaktif yang diolah dari pabrik Fukushima yang lumpuh ke laut.
Hong Kong adalah pasar ekspor pertanian dan perikanan terbesar kedua di Jepang. China Daratan adalah yang terbesar.
Rencana Jepang, yang disetujui oleh pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), telah menghadapi tentangan di dalam dan luar negeri karena kekhawatiran akan keamanan pangan. Tokyo mengatakan rilis akan aman dan memenuhi standar global.
Larangan pengiriman Hong Kong saat ini dari satu prefektur "pasti" akan diperluas, kata Lee, kepala eksekutif Daerah Administratif Khusus Hong Kong, pada jumpa pers media.
"Jika pelaksanaannya benar-benar dimulai, kami akan melarang sejumlah besar produk laut prefektur."
China mengatakan pekan lalu akan memperketat pengawasannya terhadap makanan dari Jepang dan mempertahankan pembatasan pada beberapa impor Jepang. Korea Selatan mengatakan larangan impor makanan dan makanan laut dari wilayah Fukushima akan tetap berlaku.
Lee mengatakan dia telah meminta sekretaris lingkungan dan ekologi Hong Kong untuk membentuk tim multi-departemen untuk merancang rencana aksi kota. Pemerintah akan mengambil "tindakan tegas" dan mengumumkan rincian rencana tersebut kepada publik sesegera mungkin, kata Lee.
"Industri katering akan terpengaruh, tetapi saya yakin mereka akan mengerti bahwa kami terpaksa membuat keputusan karena pelaksanaan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini."
Pada 2022, Jepang mengekspor 75,5 miliar yen (sekitar Rp 8 triliun) produk perikanan ke Hong Kong, menurut statistik pemerintah Jepang.
REUTERS
Pilihan Editor: Momen Retno Marsudi Sambut Menlu Thailand setelah Canggung soal Myanmar