TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan Nigeria pada Kamis, 6 Juli 2023, mengumumkan telah terjadi wabah difteri. Pengumuman itu disampaikan sebulan setelah penyakit tersebut menewaskan seorang balita usia 4 tahun di Ibu Kota Abuja.
Nigeria Center for Disease Control and Prevention (NCDC) dalam pernyataannya menyebut ada sejumlah wabah yang menyebar di penjuru Nigeria dalam setahun terakhir ini. Per Juni 2023, sudah ada 798 kasus yang terkonfirmasi.
“Sejauh ini, total sudah 80 kematian yang tercatat di antara kasus-kasus yang terkonfirmasi,” demikian keterangan NCDC.
Difteri adalah sebuah penyakit infeksi berbahaya yang disebabkan oleh racun dari bakteri yang bisa membuat penderitanya kesulitan bernafas, ritme jantung bermasalah hingga kematian. Nigeria adalah sebuah negara di Afrika Barat.
“Penyebaran penyakit ini bisa dicegah dengan satu vaksin yang telah diberikan secara rutin lewat imunisasi pada anak-anak,” demikian keterangan NCDC.
Baca juga:
Dilaporkan bahwa sebagian besar kasus penyakit difteri yang terkonfirmasi terjadi dikalangan anak-anak usia antara 2 tahun – 14 tahun. Menurut NCDC, kendati sudah ada vaksin di Nigeria, sebagian besar orang di negara itu belum imunisasi untuk vaksin pencegahan difteri.
NCDC pun sudah mendorong masyarakat Nigeria agar mau diimunisasi. Tenaga kesehatan pun sudah diperintahkan untuk segera mengabari petugas pengawas wabah difteri saat menemukan kasus terduga penyakit difteri.
Sementara itu Health and Human Services Secretariat di Abuja mengatakan telah mengaktifkan Incident Management System (IMS) untuk difteri agar bisa mengkoordinasikan respon terhadap epidemik ini. Di antara gejala penyakit difteri adalah sakit tenggorokan, batuk, demam, dan sulit menelan.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Kapal Angkut Rombongan Pernikahan Terbalik di Nigeria, 50 Tewas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.