TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel mundur dari kota Palestina, Jenin, pada Selasa 4 Juli 2023 malam, kata saksi Reuters, setelah melakukan salah satu operasi militer terbesar mereka di Tepi Barat yang diduduki selama bertahun-tahun.
Dua saksi Reuters mengatakan mereka melihat konvoi kendaraan militer Israel meninggalkan Jenin setelah gelap, yang tampaknya menandakan berakhirnya operasi Israel yang dimulai sejak Senin pagi.
Dua belas orang Palestina, setidaknya lima dari mereka adalah pejuang, dan satu tentara Israel dilaporkan tewas.
Operasi, yang menurut tentara ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur dan senjata militan di kamp pengungsi Jenin, diluncurkan dengan serangan pesawat tak berawak pada Senin, dan lebih dari 1.000 tentara dikerahkan.
Setelah mereka pergi, penduduk yang mengosongkan kamp selama pertempuran mulai kembali ke jalan-jalan yang gelap. Beberapa mensurvei kerusakan bangunan dengan lampu ponsel mereka.
Kamp pengungsi padat penduduk, di mana sekitar 14.000 orang tinggal dalam kurang dari setengah kilometer persegi, telah menjadi salah satu titik fokus gelombang kekerasan yang melanda Tepi Barat selama lebih dari satu tahun, memicu kekhawatiran internasional.
Beberapa jam setelah pasukan mulai ditarik, militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan lima roket ke Israel, kata militer. Roket-roket itu dicegat dan tidak ada laporan langsung tentang korban.
Perlawanan Palestina terus terjadi pada Selasa, dengan serangan mobil dan penikaman yang diklaim oleh kelompok militan Hamas Palestina di pusat bisnis Israel Tel Aviv. Kedua insiden ini menyebabkan delapan orang terluka.
Namun saat pasukan Israel meninggalkan Jenin, ledakan masih terdengar di kota Tepi Barat utara di tengah laporan baku tembak di dekat rumah sakit Jenin. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan itu.
Doctors Without Borders mengatakan pasukan Israel telah menembakkan gas air mata ke sebuah rumah sakit tempat timnya bekerja.
Militer Israel mengatakan tidak mengetahui pasukannya menembak di sekitar rumah sakit, tetapi mereka mengklaim melakukan serangan udara terhadap orang-orang bersenjata yang mengambil posisi di pemakaman dan menimbulkan ancaman bagi pasukan yang ditarik.
"Saat ini kami sedang menyelesaikan misi, dan saya dapat mengatakan bahwa aktivitas ekstensif kami di Jenin bukanlah operasi satu kali," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sebuah pos pemeriksaan dekat kota.