Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerusuhan di Prancis, Polisi Penembak Nahel Dapat Dukungan Dana Rp 16,3 M

Reporter

image-gnews
Petugas polisi menahan pengunjuk rasa selama protes setelah kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre selama pemberhentian lalu lintas, di Paris, Prancis, 2 Juli 2023. REUTERS/Nacho Doce
Petugas polisi menahan pengunjuk rasa selama protes setelah kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre selama pemberhentian lalu lintas, di Paris, Prancis, 2 Juli 2023. REUTERS/Nacho Doce
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi yang menjadi pelaku penembakan remaja di Prancis, Nahel Merzouk mendapat dukungan keuangan dari warganet. Sebuah kampanye penggalangan dana kontroversial diluncurkan di platform GoFundMe untuk membantu keluarga polisi tersebut.

Dana yang berhasil dihimpun di GoFundMe itu mencapai € 1 juta atau setara Rp 16,3 mililar, pada Senin, 3 Juli 2023. Kampanye tersebut diluncurkan oleh seorang tokoh sayap kanan Prancis.

Penggalangan dana itu hampir lima kali lipat dibandingkan kampanye serupa untuk ibu Nahel yang menjadi korban penembakan.  Terlepas dari kontroversi tersebut, GoFundMe mengatakan tidak akan menghentikan kampanye tersebut.

Pada hari Senin, para menteri Prancis yang diundang di radio dan acara TV dengan susah payah berusaha menghindari sikap terhadap masalah tersebut. "Setiap orang dapat mengekspresikan perasaan mereka dan berkontribusi pada dana. Tapi saya pikir, dalam kasus ini, itu tidak akan mereda," ujar Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti dilansir dari Politico, Selasa, 4 Juli 2023.

Nahel Merzouk adalah seorang pemuda keturunan Afrika Utara berusia 17 tahun. Ia ditembak oleh seorang perwira polisi pekan lalu yang menghentikan kendaraannya. 

Peristiwa itu telah membuat kerusuhan di Prancis berkobar. Demonstrasi besar-besaran yang berujung kekerasan terjadi di seluruh negeri. Peristiwa itu memicu kembali ketegangan yang telah lama membara antara pemuda dan polisi, yang dituduh melakukan kekerasan dan diskriminasi rasial.

Dalam beberapa hari terakhir, perusuh telah menjarah toko, membakar balai kota dan kantor polisi. Perusuh juga menyerang rumah walikota dan keluarganya.

Ketegangan tampaknya telah mereda pada Senin pagi. Pada Minggu malam, sekitar 157 orang ditangkap. Jumlah orang yang ditangkap dalam kerusuhan di Prancis menurun tajam dibandingkan hari-hari sebelumnya. Polisi dan pemerintah tetap waspada.

Kampanye penggalangan dana untuk membantu keluarga polisi itu diprakarsai oleh Jean Messiha, tokoh media sayap kanan dan pendukung mantan calon presiden Eric Zemmour. "Dukungan untuk keluarga petugas kepolisian Nanterre, Florian M, yang melakukan pekerjaannya dan sekarang harus membayar mahal," tulis halaman itu.

Menurut Libération , Messiha pertama kali mencoba meluncurkan kampanye di platform penggalangan dana Prancis Leetchi. Namun penggalangan dana itu diblokir setelah beberapa jam karena perusahaan meminta dokumentasi resmi.

GoFundMe sejauh ini tidak memiliki rencana untuk memblokir atau menghapus halaman tersebut. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan bahwa kampanye penggalangan dana tidak melanggar aturan platform.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saat ini, kampanye ini sudah sesuai dengan terms of use kami karena dana akan dibayarkan langsung ke keluarga yang bersangkutan. Keluarga tersebut telah ditambahkan sebagai penerima manfaat dan oleh karena itu dana akan dibayarkan langsung kepada mereka," ujar juru bicara tersebut. Dana yang digunakan untuk pembelaan hukum atas kejahatan kekerasan serta ujaran kebencian tidak diperbolehkan di platform ini.

Keluarga Nahel mengaku kecewa dan sakit hati terhadap upaya penggalangan dana untuk petugas kepolisian itu. Nenek Nahel, Nadia menjawab, "Hati saya sakit."

Kematian bocah itu telah menyulut perdebatan baru tentang sejarah panjang dan masalah Prancis dengan populasi etnis minoritasnya. Politisi sentris dan sayap kiri mengutuk penggalangan dana Messiha.

Eric Bothorel, dari partai Presiden Emmanuel Macron En Marche, menulis di Twitter. “Jean Messiha meniup bara api. Ini adalah generator kerusuhan. Panci beberapa ratus ribu euro untuk petugas polisi yang didakwa dalam pembunuhan Nahel muda tidak senonoh dan memalukan," ujarnya.

Olivier Faure, ketua Partai Sosialis, meminta GoFundMe untuk menutup penggalangan dana. Ia menuduh platform tersebut "menyiapkan segudang rasa malu". “Anda mempertahankan patah tulang yang sudah menganga dengan berpartisipasi mendukung seorang petugas polisi yang didakwa melakukan pembunuhan yang disengaja!"

Politisi sayap kiri David Guiraud menulis di Twitter: “Pesan yang diasumsikan adalah bunuh orang Arab, dan Anda akan menjadi jutawan, dan pemerintah menyaksikan kengerian ini berlalu tanpa mengatakan apa-apa ketika telah menutup pot rompi kuning dalam 2 hari yang menabrak seorang polisi. Menjijikkan."

Kelompok aktivis Prancis Sleeping Giants men-tweet penggalangan dana tersebut mengobarkan sentimen ketidakadilan dan memperparah ketegangan. 

POLITICO | AL JAZEERA 

Pilihan Editor: 10 Daftar Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah hingga Dong Vietnam

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diusir Junta, Dubes Prancis Tinggalkan Niger

1 hari lalu

Sylvain Itte. Ne.ambafrance.org
Diusir Junta, Dubes Prancis Tinggalkan Niger

Duta Besar (Dubes) Prancis untuk Niger, Sylvain Itte, akhirnya resmi meninggalkan Niamey, ibu kota Niger pada Rabu 27 September 2023.


PBB Kecam Keputusan Prancis yang Melarang Atlet Kenakan Hijab di Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Olimpiade Paris 2024. (nbcsports)
PBB Kecam Keputusan Prancis yang Melarang Atlet Kenakan Hijab di Olimpiade Paris 2024

Penolakan PBB terhadap aturan berpakaian di Olimpiade Paris 2024 itu menyoroti pentingnya menghormati pilihan individu dan kebebasan beragama.


Prancis Larang Atlet Kenakan Jilbab di Olimpiade Paris, Picu Protes Keras

1 hari lalu

Atlet judo Arab Saudi, Wojdan Shaherkani, tampil di Olimpiade London 2012 memakai penutup kepala husus pengganti jilbab atau hijab yang dilarang dalam olahraga ini. Reuters
Prancis Larang Atlet Kenakan Jilbab di Olimpiade Paris, Picu Protes Keras

Larangan jilbab bagi atlet Prancis di Olimpiade Paris 2024 yang diumumkan oleh menteri olahraga negara itu telah memicu kemarahan di media sosial.


MA Prancis Tolak Banding Soal Larangan Abaya Muslim di Sekolah

2 hari lalu

Seorang wanita Muslim mengenakan gaya berpakaian abaya, berjalan di sebuah jalan di Nantes, Prancis, 29 Agustus 2023. REUTERS/Stephane Mahe
MA Prancis Tolak Banding Soal Larangan Abaya Muslim di Sekolah

Mahkamah Agung (MA) Prancis menolak banding yang diajukan tiga organisasi terkait larangan abaya yang dipakai oleh sejumlah siswa Muslim di sekolah.


Emmanuel Macron Umumkan Menarik Militer dan Diplomat Prancis di Niger

3 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan konferensi pers di akhir KTT para pemimpin Uni Eropa, di Brussel, Belgia, 11 Desember 2020. [Olivier Hoslet / Pool via REUTERS]
Emmanuel Macron Umumkan Menarik Militer dan Diplomat Prancis di Niger

Emmanuel Macron mengumumkan pihaknya akan menarik semua militer dan diplomat Prancis yang ada di Niger setelah ada penolakan dari pemimpin yang baru


Jaksa Penuntut Minta Marine Le Pen Diadili atas Tuduhan Penggelapan Uang Uni Eropa

4 hari lalu

Marine Le Pen. Reuters
Jaksa Penuntut Minta Marine Le Pen Diadili atas Tuduhan Penggelapan Uang Uni Eropa

Jaksa penuntut merekomendasikan untuk membawa mantan kandidat Presiden Prancis Marine Le Pen ke meja hijau atas tuduhan penggelapan uang Uni Eropa


Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Bentrokan Ormas di Bekasi, Anggota Gibas

6 hari lalu

Sebagian dari puluhan anggota ormas yang ditangkap usai bentrokan di Mustikajaya, Bekasi, Rabu malam, 20 September 2023. Tempo/Adi Warrsono
Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Bentrokan Ormas di Bekasi, Anggota Gibas

Ketiga tersangka kasus bentrokan ormas di Bekasi itu dikenakan pasal pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara 12 tahun.


Timnas Argentina Bertahan di Puncak Peringkat FIFA

7 hari lalu

Lionel Messi dari Argentina mengangkat trofi Piala Dunia bersama rekan setimnya saat mereka merayakan kemenangan atas Prancis dalam final Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail, Qatar, 18 Desember 2022. REUTERS/Lee Smith
Timnas Argentina Bertahan di Puncak Peringkat FIFA

Timnas Argentina tetap di pucuk peringkat FIFA setelah mengalahkan Ekuador dan Bolivia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.


Prancis Berencana Hapus Penerbangan Bertarif Murah

7 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Prancis Berencana Hapus Penerbangan Bertarif Murah

Menurut Transportasi Prancis, penerbangan murah tidak mencerminkan harga yang berdampak pada planet bumi.


Pulihkan Koleksi Museum Nasional Terdampak Kebakaran, Tim Khusus Komunikasi dengan Pemerintah Prancis-Belanda

7 hari lalu

Anggota Polisi saat melakukan olah TKP lokasi kebakaran Museum Nasional, Jakarta, Minggu, 17 September 2023. Kebakaran Museum Nasional diduga akibat korsleting arus listrik yang terjadi di bedeng proyek renovasi museum.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Pulihkan Koleksi Museum Nasional Terdampak Kebakaran, Tim Khusus Komunikasi dengan Pemerintah Prancis-Belanda

Pemerintah Indonesia akan memulihkan koleksi benda bersejarah di Museum Nasional yang terdampak kebakaran. Pemerintah Prancis dan Belanda dilibatkan.