TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Palestina, Yordania dan Mesir serta Organisasi Kerjasama Islam yang beranggotakan 57 negara, mengutuk serangan yang dilancarkan Israel menggunakan pesawat tak berawak di daerah pendudukan Tepi Barat, Senin, 3 Juli 2023.
Serangan yang diklaim Israel terhadap markas kelompok militan itu, menyebabkan sedikitnya delapan warga Palestina tewas dan 50 luka-luka, beberapa kritis.
Menurut seorang pejabat Palestina yang berbicara pada Senin malam, sekitar 3.000 warga Palestina meninggalkan kamp pengungsi Jenin setelah operasi Israel itu.
“Rakyat Palestina kami tidak akan berlutut, tidak akan menyerah, tidak akan mengibarkan bendera putih, dan akan tetap teguh di tanah mereka menghadapi agresi brutal ini,” kata juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh.
AS mengatakan sedang memantau dengan cermat situasi di Tepi Barat, kata juru bicara Gedung Putih pada hari Senin. “Kami mendukung keamanan dan hak Israel untuk membela rakyatnya dari Hamas, Jihad Islam Palestina, dan kelompok teroris lainnya.”
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyatakan prihatin dengan perkembangan di Jenin, kata seorang juru bicara setelah pasukan Israel menyerang kota Tepi Barat dengan serangan pesawat tak berawak di salah satu operasi terbesar di daerah itu dalam 20 tahun.
"Semua operasi militer harus dilakukan dengan penuh hormat terhadap hukum humaniter internasional," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah pernyataan.
Lynn Hastings, koordinator kemanusiaan PBB di wilayah Palestina, mengatakan di Twitter bahwa dia “khawatir dengan skala operasi pasukan Israel,” mencatat serangan udara di kamp pengungsi yang padat penduduk. Dia mengatakan PBB memobilisasi bantuan kemanusiaan.
Pada Senin sore, tentara Israel mengatakan telah menemukan tiga fasilitas pembuatan senjata, menyita ratusan bahan peledak dan menembak dua pria bersenjata Palestina selama baku tembak.
Tentara juga melaporkan baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina di sebuah masjid di mana tentara menemukan alat peledak, senjata dan peralatan militer.
Kamp Jenin dan kota yang berdekatan, menjadi titik nyala sejak kekerasan Israel-Palestina meningkat pada musim semi 2022.
Menteri luar negeri Israel, Eli Cohen, menuduh musuh bebuyutan Iran berada di balik kekerasan dengan mendanai kelompok-kelompok militan Palestina, sesuatu yang dibantah pihak Palestina.
“Karena dana yang mereka terima dari Iran, kamp Jenin telah menjadi pusat aktivitas teroris,” kata Cohen, dan menambahkan bahwa operasi itu akan dilakukan dengan “cara yang ditargetkan” untuk menghindari korban sipil.
Jihad Islam, sebuah kelompok militan dengan kehadiran besar di Jenin, mengancam akan melancarkan serangan dari markasnya di Jalur Gaza jika pertempuran berlanjut.
“Jika agresi Israel terhadap Jenin tidak berhenti, perlawanan Palestina akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam waktu singkat,” kata Dawood Shehab, juru bicara kelompok tersebut.
Kelompok militan Hizbullah Libanon juga mengutuk serangan itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Palestina memiliki "banyak alternatif dan sarana yang akan membuat musuh menyesali tindakannya." Hizbullah berperang selama sebulan melawan Israel pada tahun 2006.
ARABNEWS, REUTERS
Pilihan Editor Zelensky Klaim Ukraina Raih Kemenangan Penting Melawan Rusia