TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan dia membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak "memusnahkan" kepala tentara bayaran Yevgeny Prigozhin, karena memberontak sehingga hampir mengantar Rusia menuju perang saudara.
Putin awalnya bersumpah untuk menghancurkan pemberontakan itu, membandingkannya dengan kekacauan masa perang yang mengantarkan revolusi 1917 dan kemudian perang saudara, tetapi beberapa jam kemudian kesepakatan dicapai untuk memungkinkan Prigozhin dan beberapa anggita pasukannya pergi ke Belarus.
Prigozhin terbang ke Belarusia dari Rusia pada Selasa, 27 Juni 2023.
Saat menggambarkan percakapannya dengan Putin yang dilakukan saat pasukan Wagner menuju Moskow, Sabtu, 24 Juni 2023, Lukashenko menggunakan frasa slang kriminal Rusia untuk membunuh seseorang, yang setara dengan frasa bahasa Inggris untuk "memusnahkan".
"Saya juga mengerti: keputusan brutal telah dibuat (dan itu adalah nada pidato Putin) untuk memusnahkan" para pemberontak, Lukashenko mengatakan pada pertemuan pejabat militer dan jurnalisnya pada hari Selasa, menurut media pemerintah Belarusia.
"Saya menyarankan kepada Putin untuk tidak terburu-buru. 'Ayo,' kata saya, 'Mari kita bicara dengan Prigozhin, dengan para komandannya.' Yang dia katakan kepada saya: 'Dengar, Sasha, tidak ada gunanya. Dia bahkan tidak mengangkat telepon, dia tidak ingin berbicara dengan siapa pun'."
Putin menggunakan kata kerja Rusia yang sama pada tahun 1999 tentang militan Chechnya, bersumpah untuk "memusnahkan mereka di tempat sampah"..
Tidak ada komentar segera dari Kremlin atas pernyataan Lukashenko, yang memberikan wawasan langka ke dalam percakapan di dalam Kremlin karena Rusia, menurut akun Putin sendiri, terhuyung-huyung menuju kekacauan yang tidak terlihat selama beberapa dekade.
Lukashenko, seorang kenalan lama Prigozhin dan sekutu dekat Putin, mengatakan bahwa dia telah menyarankan presiden Rusia untuk berpikir "di luar hidung kita sendiri" dan bahwa tersingkirnya Prigozhin dapat menyebabkan pemberontakan yang meluas oleh para pendukungnya.
Pemimpin Belarus uga mengatakan bahwa pasukannya sendiri dapat memanfaatkan pengalaman pasukan Wagner yang, menurut kesepakatan dengan Kremlin, sekarang bebas bergerak ke Belarus.
"Ini adalah unit yang paling terlatih di ketentaraan," kata Lukashenko seperti dikutip kantor berita negara BelTA. "Siapa yang akan berdebat dengan ini? Militer saya juga memahami ini, dan kami tidak memiliki orang seperti itu di Belarus."
Lukashenko memberi tahu militernya bahwa "orang-orang gagal memahami bahwa kami mendekati ini dengan cara pragmatis ... Mereka (Wagner) telah melewatinya, mereka akan memberi tahu kami tentang persenjataan - apa yang bekerja dengan baik, yang bekerja dengan buruk. "
Prigozhin menghentikan apa yang disebutnya "pawai keadilan" di Moskow dari kota selatan Rostov-on-Don dalam jarak 200 kilometer dari ibu kota setelah intervensi Lukashenko.
REUTERS
Pilihan Editor Baru Berusia Dua Hari, Bayi Inggris Ini Dapat Kado Rumah Rp19 Miliar