TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara NATO di Eropa Timur khawatir atas kepindahan pasukan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner ke Belarusia. Mereka khawatir hal ini akan menciptakan ketidakstabilan regional yang lebih besar.
Kekhawatiran itu disampaikan Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda, Selasa "Jika Wagner menyebarkan pembunuh berantai di Belarusia, semua negara tetangga menghadapi bahaya ketidakstabilan yang lebih besar," katanya setelah pertemuan di Den Haag dengan Stoltenberg dan para pemimpin pemerintah dari enam sekutu NATO lainnya.
Senada dengan pimpinan Lithuania, Presiden Polandia, Andrzej Duda menambahkan, situasi ini sangat serius dan memprihatinkan. "Kita harus membuat keputusan yang sangat kuat. Ini membutuhkan jawaban yang sangat, sangat keras dari NATO," katanya.
Duda berharap, ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan Wagner akan menjadi agenda pada pertemuan puncak 31 anggota NATO di Vilnius, Lithuania, 11-12 Juli mendatang.
Kendati demikian, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu siap mempertahankan diri terhadap ancaman apa pun. Stoltenberg berpikir, masih terlalu dini untuk mengartikan situasi ini bagi sekutu NATO.
Dia menekankan adanya peningkatan pertahanan sayap timur aliansi dalam beberapa tahun terakhir. "Kami telah mengirim pesan yang jelas ke Moskow dan Minsk bahwa NATO ada untuk melindungi setiap sekutu, setiap jengkal wilayah NATO," kata Stoltenberg.
Ia menambahkan, NATO telah meningkatkan kehadiran militernya di bagian timur aliansi. NATO juga akan membuat keputusan lebih lanjut untuk lebih memperkuat pertahanan kolektif dengan pasukan yang lebih siap dan lebih banyak kemampuan di KTT mendatang.
Stoltenberg menilai pemberontakan Wagner menunjukkan bahwa perang Putin melawan Ukraina telah memperdalam perpecahan di Rusia.
"Pada saat yang sama kita tidak boleh meremehkan Rusia. Jadi yang lebih penting adalah kita terus memberikan dukungan kepada Ukraina," katanya.
Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin tiba di Belarusia, Selasa di bawah kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Presiden Alexander Lukashenko. Hal itu sekaligus yang mengakhiri pemberontakan tentara bayaran di Rusia pada Sabtu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, para pejuang Wagner ditawari pilihan untuk pindah ke sana atau bergabung di bawah Kementerian Pertahanan.
Pilihan Editor: Senjata Grup Wagner Disita, Kini Dipakai Tentara Rusia
REUTERS